Nationalgeographic.co.id - Berdasarkan paparan peneliti, peningkatan suhu udara yang memicu cuaca ekstrem di seluruh dunia dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah penyakit dan angka kematian.
Para ilmuwan memperkirakan, musim panas mendatang akan "mengukir" rekor suhu yang baru. Negara-negara berkembang dan pulau kecil merupakan yang paling terancam.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Journal of Clinical Investigation, mengungkapkan bahwa perubahan iklim akan mendekatkan kita pada kasus kram, kelelahan, dan stroke akibat kepanasan.
Baca Juga: Tak Hanya Pemanasan Global, Hal Ini Sebabkan Gletser Greenland Mencair
Bagaimana perubahan iklim memengaruhi suhu tubuh
Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengatur derajat suhu tubuh agar tetap ideal (98,6° F). Suhu tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, homeostasis, dan hal-hal yang kita lakukan untuk beradaptasi dengan suhu luar, seperti mengenakan jaket ketika kita merasa dingin atau menyalakan AC ketika kita merasa hangat.
Profesor Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Rexford Ahima, mengatakan, peningkatan suhu mendatang akan membuat gelombang panas "lebih sering dan intens."
Panas ekstrem akan lebih rentan pada anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi kronis dan mereka yang tinggal di wilayah kurang sejahtera. Gelombang panas ini, menurut Ahima, akan berdampak paling besar di wilayah tropis dan subtropis.
"Panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim merupakan ancaman eksistensial terhadap populasi manusia," tulis Ahima pada jurnal medis. Solusi untuk mengatasinya harus mencakup "strategi jangka pendek untuk beradaptasi dengan suhu saat ini, serta strategi jangka panjang yang secara drastis dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di masa depan."
Penyakit baru bisa berasal dari kenaikan suhu
Temperatur yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan kemunculan penyakit menular baru, ungkap profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Arturo Casadevall.
Menurut Casadevall, mikrob memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat. Mikrob hidup di air, tanah, udara, dan di dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya dapat membuat kita sakit. Jenis yang paling umum adalah bakteri, virus, dan jamur.
Baca Juga: Akibat Polusi Cahaya dan Kerusakan Habitat, Kunang-kunang Terancam Punah
Perlu diketahui, sistem kekebalan tubuh dapat melindungi kita dari penyakit menular, termasuk kemampuan kita untuk mempertahankan suhu tubuh yang stabil. Salah satu pertahanan ini dikenal sebagai endothermy, yang membuat tubuh kita hangat, sehingga terlindung dari mikroba yang berpotensi membahayakan. Salah satu contoh adalah demam, cara tubuh kita bekerja untuk membunuh virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi .
Casadevall menambahkan, beberapa spesies jamur dapat beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi, dan mereka yang dapat menghasilkan penyakit pada manusia "akan menerobos" pertahanan sistem kekebalan tubuh kita. Sejumlah besar spesies jamur diketahui telah mengalahkan kekebalan tanaman dan hewan berdarah dingin.
"Jika (jamur) dapat beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi, itu bisa menimbulkan ancaman baru bagi manusia," pungkas Casadevall.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | CNN |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR