Touvier mengakui bahwa ini adalah penelitian observasional, yang berarti para ilmuwan tidak tahu apa sebenarnya yang menyebabkan peningkatan risiko kanker, tetapi kelompoknya di Sorbonne Paris Cité Epidemiology and Statistics Research Center berencana untuk melihat lebih dekat pada apa hubungannya.
"Tantangannya sekarang adalah untuk memisahkan makanan yang berbeda dan memahami hubungan ini untuk melihat apa yang secara spesifik memiliki efek ini."
Baca Juga: Tanpa Pengawet, Makanan Ini Bisa Tahan Lama Hingga Bertahun-tahun
Meski begitu, tak dapat dipungkiri, makanan ultra-olahan tumbuh pesat dalam konsumsi warga dunia. Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa 60% kalori pada rata-rata orang Amerika berasal dari jenis makanan ini. Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa mereka membentuk 50% dari pola makan orang Kanada, dan 50% dari Inggris. Banyak pula negara berkembang yang mulai sering mengonsumsi makanan ini.
Diet seimbang dan beragam harus dipertimbangkan sebagai salah satu prioritas kesehatan masyarakat yang paling penting, saran penulis.
"Konsumsi 'makanan asli' dan batasi makanan olahan," kata Touvier. "Setidaknya sampai kita tahu lebih banyak."
Source | : | CNN |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR