"Hasilnya tidak mengkhawatirkan dari sudut pandang kesehatan masyarakat, karena banyak orang sudah kebal, dan risiko hewan kebun binatang menginfeksi seseorang cukup rendah," jelas Ignacio García, salah satu penulis penelitian tersebut.
Kelompok penelitian ini mengatakan bahwa hasil temuan infeksi parasit ini justru menjadi masalah bagi konservasi spesies langka yang hidup di kebun binatang. Masalah tersebut berupa ancaman untuk masa kehamilan spesies langka atau mempercepat kepunahan pada spesies yang rentan terhadap infeksi.
Baca Juga: Gunung Berapi di Indonesia Hampir Aktif Bersamaan, Ini Penjelasannya
García menyarankan agar kebun binatang perlu sesegera mungkin mengambil tindakan pencegahan terkait perkembangan parasit ini.
Beberapa saran alternatif yang disajikan berdasarkan penelitian mereka yang dipublikasikan di ScienceDirect, adalah dengan membuat pengendalian hewan pengerat yang efektif, melakukan pengawasan ketat agar tidak ada kucing liar yang dapat membawa parasit tersebut ke dalam kebun binatang.
Selain itu pihak kebun binatang disarankan membersihkan dan membekukan makanan-makanan untuk hewan seperti daging, sebelum memberikan makan pada hewan.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR