Nationalgeographic.co.id—Sekitar dua pekan lalu, sebuah gunung es yang cukup besar patah dan lepas dari Lapisan Es Antartika. Gunung es yang luasnya hampir dua kali luas Kota Jakarta atau sedikit lebih besar dari luas negara Vanuatu itu kini mulai mengapung secara perlahan melalui Laut Weddell.
Yang menarik dari peristiwa lepasnya gunung es ini, para peneliti kemudian dapat melihat sekilas makhluk-makhkluk laut yang hidup jauh di bawahnya. Kehidupan bawah laut itu selama ini tertutupi oleh lapisan gunung es bernama A-74 tersebut.
Menjelajah melalui celah sempit antara gunung es yang baru terlepas dan Brunt Ice Shelf di Antartika utara, kapal penelitian Jerman Polarstern mengambil rekaman video selama berjam-jam dan ribuan foto makhluk-makhluk penyendiri yang hidup sejauh 18 mil (30 kilometer) di bawah permukaan lapisan es tersebut. Para peneliti menemukan komunitas moluska yang ramai, organisme pengumpan filter, bintang laut, teripang, dan setidaknya lima spesies ikan dan dua spesies cumi-cumi, lapor mereka.
"Gambar-gambar pertama dari dasar laut itu mengungkapkan tingkat keanekaragaman hayati yang menakjubkan di wilayah yang tertutup es tebal selama beberapa dekade," kata para peneliti dari Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research (AWI) di Bremerhaven, Jerman, yang bertanggung jawab atas misi Polarstern tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Live Science.
Baca Juga: Ratusan Tulang Manusia Ditemukan di Danau Himalaya, Milik Siapa?
Sebenarnya bukanlah hal yang aneh jika menemukan kehidupan laut berkembang di dekat dasar laut Antartika. Setidaknya ratusan spesies laut diketahui hidup di perairan yang sangat dingin dan terkadang di tempat yang benar-benar tidak terduga.
Bulan lalu, misalnya, para peneliti menemukan koloni spons laut dan organisme pengumpan filter stasioner lainnya yang menempel di batu 3.000 kaki (900 meter) di bawah Lapisan Es Filchner-Ronne, dekat Semenanjung Antartika. Penemuan itu, seperti temuan baru dari survei Polarstern di dasar Laut Weddell, membuat para peneliti sedikit bingung, terutama karena adanya organisme pengumpan filter yang tidak bergerak.
Hewan-hewan ini, termasuk karang dan spons, hanya diam bertengger di tempat mereka dan menunggu nutrisi datang sendiri kepada mereka. Biasanya nutrisi laut yang mereka makan adalah dalam bentuk fitoplankton, sejenis ganggang laut mikroskopis.
Fitoplankton sendiri merupakan makhluk hidup yang mengandalkan sinar matahari untuk fotosintesis dan cenderung mengapung di bagian atas lautan, tempat yang airnya paling terang, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration. Jadi, menemukan komunitas makhluk laut pemakan fitoplankton yang hidup di kegelapan jauh di bawah es Antartika adalah sebuah kontra-intuitif.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Makhluk Aneh yang Hidup di Bawah Lapisan Es Antartika
Entah bagaimana, nyatanya nutrisi --baik dalam bentuk fitoplankton atau partikel organik yang terbawa ke laut dengan es di atasnya-- itu berhasil terseret ribuan kaki ke bawah lapisan es Antartika untuk memberi makan makhluk yang tinggal di bawah sana, menurut para peneliti AWI. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang ekosistem kawasan di bawah es tersebut, tim peneliti kemudian mengumpulkan sampel sedimen dari dasar laut, yang mereka harap dapat membantu mengungkap kandungan nutrisi air di sana.
Tim peneliti juga menempatkan beberapa pelampung penelitian di daerah tersebut untuk mengumpulkan data tentang suhu dan salinitas air, serta kecepatan arus laut di Laut Weddell. Data ini akan membantu para ilmuwan membangun model iklim yang lebih akurat untuk wilayah tersebut, kata para peneliti.
Antartika adalah salah satu bagian dengan pemanasan tercepat di planet ini, dan berisiko kehilangan sebagian besar esnya secara permanen jika emisi gas rumah kaca tidak diatasi pada abad ini. Pecahnya gunung es seluas 1.270 kilometer persegi itu adalah salah satu contoh buktinya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR