Bahan dari empat bagian berbeda dari keranjang anyaman itu kini sedang dianalisis oleh para peneliti. Mereka menyimpulkan bahwa benda itu dibuat sekitar 10.500 tahun yang lalu selama periode Neolitik Pra-Tembikar.
“Keranjang itu memiliki kapasitas sekitar 92 liter,” kata Cohen. “Kami belum tahu jenis tanaman apa yang digunakan untuk membuatnya, tapi kami sedang memeriksanya. Namun, kami sudah dapat mengatakan bahwa ada dua orang yang menenunnya, dan salah satunya bertangan kidal."
Baca Juga: Mengungkap Identitas Mumi KV55 yang Selama 100 Tahun Jadi Kontroversi
Menurut Cohen, orang-orang kuno yang membuatnya mungkin tidak tinggal di dalam gua, melainkan menggunakannya untuk penyimpanan. Saat ditemukan, keranjang tersebut sudah dalam kondisi kosong dan tertutup oleh bagian penutupnya.
Hanya ada sedikit tanah yang ditemukan di dalam keranjang anyaman itu. Para peneliti berharap isi yang sedikit ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasi isi keranjang tersebut
Para arkeolog menemukan bukti bahwa para penjarah barang antik mungkin telah tiba tempat terkuburnya keranjang anyaman itu. Para penjarah mungkin telah mencoba menggalinya hingga 10 sentimeter di atas lokasi kedalaman keranjang anyaman tersebut, tetapi mereka berhenti menggali sebelum mencapainya.
Operasi penyelamatan arkeologi ini bertujuan untuk mensurvei ratusan gua di Gurun Yudea untuk melacak dan melestarikan barang-barang antik yang masih tersembunyi di sana. Operasi penggalian arkeologi ini bertujuan untuk menyelamatkan benda-benda bersejarah tersebut sebelum diambil oleh penjarah dan dijual ke pasar gelap, seperti yang telah terjadi di masa lalu.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Kho Ping Hoo, Maestro Cerita Silat Indonesia
“Bahan organik biasanya tidak memiliki kemampuan untuk bertahan dalam waktu lama,” kata Dr. Naama Sukenik dari Departemen Bahan Organik IAA. “Namun, kondisi iklim khusus Gurun Yudea, cuaca keringnya, telah memungkinkan lusinan artefak bertahan selama berabad-abad dan ribuan tahun.”
Di antara barang-barang lainnya yang ditemukan di Gurun Yudea, para arkeolog juga menemukan potongan tekstil yang masih membawa warna-warna cerah yang berasal dari zaman Romawi, bagian dari sandal, sisir kecil dengan kutu berusia 2.000 tahun yang tersangkut di antara geriginya, biji-bijian, dan potongan tali.
Lusinan fragmen gulungan Alkitab yang berusia sekitar 2.000 tahun juga ditemukan area gurun tersebut. Sekitar setengah dari area tersebut kini masih terus disurvei dan tampaknya akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kehidupan di Israel selama ribuan tahun lalu.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | The Jerusalem Post |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR