Sebelumnya, Bung Karno bersama Bung Hatta juga pernah bertemu Tan Malaka di Bayah, Banten. Kala itu Tan Malaka jadi pekerja romusha, kerja paksa khas Jepang, di sana. Bung Karno dan Bung Hatta bertemu Tan di Bayah, tapi saat itu Tan menyamar sebagai pria bernama Ilyas, tidak mengaku sebagai Tan Malaka.
Sewaktu bersekolah di Belanda, Bung Hatta sebenarnya juga pernah bertemu dengan Tan Malaka. "Tapi itu kan 20 tahun yang lalu, jadi dia sudah lupa wajah Tan Malaka," ujar Yudha.
Maka baru di rumah Achmad Soebardjo-lah Soekarno dan Tan Malaka bisa benar-benar bertemu dan berbicara secara terbuka dengan mengakui identitas diri masing-masing. Dari perbincangan di rumah Achmad Soebardjo itulah kemudian lahir Testamen Politik dari Bung Karno.
Isi testamen politik itu adalah kekuasaan Republik Inodnesia akan dilimpahkan kepada Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Iwa Kusumasumantri, serta Wongsonegoro, jika Soekarno-Hatta ditangkap oleh sekutu. Namun ternyata Soekarno dan Hatta tak ditangkap sehingga Tan Malaka tak pernah sempat memimpin negeri ini.
Baca Juga: Pengalaman Bung Karno Nonton Film Kelas Kambing Sampai Film Gedongan
Rumah Achmad Soebardjo yang menyimpan banyak peristiwa bersejarah itu kini sedang dijual pihak keluarga. Rumah bergaya Hindia yang berlokasi di Jalan Cikini Raya No.80, Jakarta Pusat, itu dijual melalui iklan di akun Instagram Kristo House (@kristohouse), sebuah kantor agen properti di Jakarta.
Yudha menegaskan pentingnya bagi pemerintah pusat Indonesia untuk menjaga dan melestarikan rumah bersejarah milik pahlawan nasional tersebut. Sebab, sosok Achmad Soebardjo yang telah wafat pada 1978 lalu itu merupakan tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa ini.
"Jadi Soebardjo memainkan peran penting dari penjemputan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok sampai kemudian mendapatkan rumah Maeda sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi," tutur Yudha. Soebardjo juga merupakan tokoh yang turut menyusun naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia bersama Soekarno dan Hatta.
"Ada tiga orang tokoh utama yang menjadi aktor utama dari proses proklamasi itu, salah satunya Achmad Soebardjo. Jadi dari sisi sejarah Indonesia rumah itu adalah salah satu jejak penting dalam narasi kemerdekaan indonesia," kata Yudha.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR