Karena perusakan habitat, perburuan, dan penyakit, populasi kera besar telah turun setidaknya 70 persen, dari sekitar satu juta pada tahun 1900 antara 172.000 dan 300.000 saat ini.
Mempelajari lebih lanjut tentang hubungan sosial mereka dapat mendukung upaya untuk melindungi spesies dengan membantu para konservasionis memahami faktor-faktor seperti ukuran habitat, yang dibutuhkan komunitas simpanse untuk berkembang.
Ada sesuatu tentang ikatan simpanse "yang sebenarnya tak terlukiskan, seperti dalam hubungan cinta antar manusia," kata Rachna Reddy, seorang rekan pasca doktoral di Univeristas Harvard kepada National Geographic.
Beberapa generasi ahli primata telah mendokumentasikan hubungan kuat antara ibu dan anak laki-laki dewasa mereka, tapi baru tahun lalu sebuah penelitian menunjukkan ketertarikan ini tidak hanya menhangatkan hati — mungkin merupakan norma.
Baca Juga: Menghindari Kontak dengan Manusia, Cara Simpanse Afrika Bertahan Hidup
Renddy dan rekan penulis Aaron Sandel menghabiskan tiga tahun mengati bagaimana 29 remaja dan laki-laki dewasa muda dalam komunitas simpanse Ngogo di Taman Nasional Kibale Uganda berinteraksi dengan simpanse lain.
Simpanse jantan tidak melihat ibu mereka sesering dulu, tetapi ketika mereka bertemu, anak-laki-laki mencari ibu dan merawat mereka untuk waktu yang lama, kemungkinan mengulangi perilaku dari masa kanak-kanak.
Beberapa bahkan memiliki hubungan yang lebih dekat: "Sekitar sepertiga pria dewasa pada dasarnya berteman baik dengan ibu mereka," kata Reddy.
Jenis hubungan yang langgeng antara ibu dan anak ini kemungkinan besar terjadi di seluruh kelompok sumpanse.
Studi ini juga menemukan bahwa ibu memainkan peran penting dalam transisi kehidupan dengan membela putra mereka selama konflik dengan pejantan yang lebih tua, serta menawarkan kenyamanan melalui sentuhan.
Baca Juga: Siapa yang Memiliki Tempat Tidur Lebih Bersih: Manusia Atau Simpanse?
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR