Nationalgeographic.co.id—Ghosting. Belakangan kata ini "menghantui" kehidupan kita. Boleh jadi kita pelakunya atau korban, atau kita sekadar menjumpai istilah ini di lini masa media sosial.
Psikolog Universitas Gadjah Mada, Idei Khurnia Swasti mengungkapkan alasan seseorang memilih melakukan ghosting ketimbang bicara secara langsung. Berdasar penelitian sebelumnya, ungkapnya, telah melihat berbagai jenis kepribadian keterikatan dan pilihan strategi perpisahan.
"Bisa saja orang dengan tipe kepribadian yang menghindar (avoidant personality), yaitu mereka yang ragu untuk membentuk hubungan atau sepenuhnya menghindari keterikatan dengan orang lain," demikian kata Idei seperti yang dilansir laman UGM.
Mereka kemudian sering menggunakan metode tidak langsung untuk mengakhiri hubungan, yaitu menghilang tanpa memberi kabar atau ghosting. "Akan lebih mudah dengan cara 'menghilang' daripada 'menghadapi langsung' karena menghadapi secara langsung akan membutuhkan upaya ekstra dalam memberikan penjelasan, yang dapat juga memunculkan serangkaian konflik-konflik baru," ungkap Idei.
Penulis | : | Isai Ramos/Unsplash |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR