Jumlah populasi keseluruhan spesies ini masih tetap menjadi misteri. Namun para penulis dalam studi terbaru itu menduga bahwa Madagaskar mungkin merupakan habitat penting bagi coelacanth dan bahkan mungkin rumah bagi leluhur mereka.
Dengan sejarah 420 juta tahun di belakang mereka, coelacanth lebih tua dari Madagaskar, yang memiliki garis pantai berusia 88 juta tahun dan telah berada di lokasinya saat ini selama sekitar 40 juta tahun. Adapun Komoro, tempat ikan itu kembali ditemukan baru-baru ini, usianya hanya sekitar 15 juta tahun. Para peneliti mengira ikan itu mungkin telah hidup lebih lama di Madagaskar dan barulah menjajah Komoro di kemudian hari.
Madagaskar "memiliki garis pantai yang luas, dan kami tahu bahwa ada ngarai di sepanjang pantainya," ujar Mike Bruton, seorang ahli ikan yang berbasis di Cape Town, Afrika Selatan, yang turut terlibat dalam studi tersebut kepada Live Science.
"Dan kami tahu bahwa coelacanth suka hidup di ngarai dari kedalaman sekitar 150 hingga 500 meter [500 hingga 1.600 kaki]."
Baca Juga: Penemuan Coelacanth Akan Terus Berlanjut
Madagaskar juga jauh lebih tua daripada Komoro, tempat sebagian besar tangkapan coelacanth yang tercatat berasal. Karena sejarah fosil Coelacanth sudah ada sejak 420 juta tahun silam, Bruton dan rekan-rekannya percaya bahwa, dibandingkan dengan Komoro, Madagaskar mungkin telah menjadi rumah bagi Coelacanth lebih lama.
Sejarah panjang itulah yang membuat coelacanth menarik, kata Bruton yang juga merupakan penulis "The Annotated Old Fourlegs: The Updates of the Coelacanth" terbitan University Press of Florid pada tahun 2018. Ikan ini berevolusi 180 juta tahun sebelum dinosaurus pertama kali muncul, bertahan bahkan saat benua bergeser dan asteroid memusnahkan sebagian besar kehidupan di Bumi, termasuk "monster laut" laut seperti mosasaurus.
Diketahui pertama kali dari fosil, coelacanth diyakini punah sampai kapal ikan menangkapnya dengan menggunakan jaring insang pada Desember 1938 di dekat Afrika Selatan. Menurut Museum Australia, para kru nelayan dalam kapal ikan itu cukup tertarik dengan ikan besar yang tampak aneh itu sehingga mereka memberi tahu sebuah museum di London Timur, Afrika Selatan.
Baca Juga: Fosil Ikan Purba Ditemukan, Bentuknya Mirip Hiu Bersirip Pari Manta
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR