Rupa interior gundukan yang diukir sedemikian rupa juga memberikan petunjuk bahwa gundukan ini bukan semata-mata kuburan untuk menghina tentara musuh.
Di gundukan tersebut, tidak hanya tulang belulang manusia saja yang ditemukan. Beberapa mayat disandingkan dengan sejumlah tulang kunga, hewan sejenis kuda blasteran keledai dan onager. Kunga merupakan hewan yang sangat berharga bagi orang-orang Mesopotamia, dan tidak jarang digunakan sebagai hadiah mewah yang diberikan oleh kerajaan satu ke kerajaan lainnya (Dolce, 2014). Lebih daripada itu, kunga juga digunakan sebagai penarik kereta perang.
Selain itu, ditemukan pula sejumlah batu pelet kecil berbentuk kerucut. Batu-batu pelet ini lazim digunakan sebagai proyektil yang dilempar melalui umban. Sebagai senjata perang, mereka biasanya digunakan untuk menyerbu pasukan yang berlindung di balik tembok kota.
Baca Juga: Zenobia, Ratu Pemberontak di Suriah yang Menantang Kekaisaran Romawi
Gundukan Tell Banat Utara merupakan sebuah gundukan dengan tinggi 22 meter dan berdiameter 100 meter. Nama gundukan ini berasal dari letaknya yang berada di sebelah utara pemukiman kuno Tell Banat yang juga tengah diekskavasi.
Oleh para arkeolog, Tell Banat Utara juga dikenal sebagai "Monumen Putih". Julukan ini berasal dari warna gipsum dan kapur yang menjadi material pembangunan gundukan ini. Gipsum dan kapur yang terkikis selama bertahun-tahun membuatnya memancarkan warna putih yang berkilau oleh sinar matahari.
"Orang-orang zaman dulu juga menghormati mereka yang terbunuh dalam perang, sama seperti kita," kata Porter.
"Kami tidak tahu apakah mereka yang menang atau kalah dari pertempuran itu. Namun yang pasti, kami tahu bahwa mereka mengambil mayat dari berbagai tempat, mungkin lama setelah kejadian, dan menguburkan mereka di gundukan besar yang bisa terlihat bermil-mil jauhnya," pungkasnya.
Analisis terhadap artefak di Tell Banat Utara menguak tabir baru tentang bagaimana peradaban masa lalu memperingati perang. Selain itu, penemuan ini juga membuka babak baru dalam pencarian monumen peringatan perang yang serupa, serta misteri-misteri lain yang masih belum terungkap di Mesopotamia.
Baca Juga: Kisah Dua Pengantin Anak Suriah yang Menikah di Usia 14 Tahun
Source | : | Antiquity |
Penulis | : | Eric Taher |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR