Meskipun para penguin ini telah beradaptasi, keberlangsungan hidup mereka masih bergantung terhadap ketersediaan makanan dari arus laut. Jika arus ini terdisrupsi oleh gejolak iklim seperti El Nino, maka populasi penguin ini akan turut terdampak. Pada 1982-1983, sebuah fenomena El Nino yang cukup besar berdampak kepada kematian dari 77 persen populasi penguin ini, seperti dilansir dari Birdlife.org. Hal yang sama juga terjadi pada 1997-1998, dengan kematian sebesar 66 persen dari jumlah populasi.
Meskipun jumlah penguin ini sudah mulai pulih, populasi dari penguin galapagos tidak lagi sebanyak dulu. Dilansir dari Galapagos Conservation pada tahun 2019, populasi penguin galapagos hanya mencapai 2.000 ekor saja, sehingga membuatnya sebagai penguin terlangka di dunia.
Baca Juga: Penguin Gentoo Dinilai Punya Pendengaran yang Baik di Bawah Laut
Jumlahnya yang sedikit dan ancaman iklim yang konstan membuat mereka memegang status genting (endangered) dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Dilansir dari situs IUCN, saat ini belum terdapat perencanaan khusus untuk meningkatkan populasi dari penguin-penguin ini.
Meskipun Kepulauan Galapagos sudah ditetapkan sebagai taman nasional oleh pemerintah Ekuador, keberlangsungan populasi penguin galapagos masih belum menemui masa depan yang pasti.
Baca Juga: Apakah Penguin Kaisar Si Pemakan Besar Mendapatkan Cukup Makanan?
Penulis | : | Eric Taher |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR