April lalu, CEO Pfizer Albert Bourla menyatakan bahwa pencegahan pagebluk "kemungkinan" akan membutuhkan dosis tambahan vaksin setelah 12 bulan mendapatkan vaksinasi penuh.
Bahkan ada kemungkinan bila masyarakat perlu divaksinasi setiap tahunnya, katanya dalam video yang direkam pada 1 April.
"Skenario yang mungkin adalah bahwa kemungkinan akan ada kebutuhan untuk dosis ketiga, antara enam dan 12 bulan dan kemudian dari sana, akan ada vaksinasi ulang tahunan, tapi semua itu perlu dikonfirmasi. Dan sekali lagi, varian akan memainkan peran kunci," ujarnya yang dilansir dari CNBC.
“Sangat penting untuk menekan kelompok masyarakat yang rentan terhadap virus,” kata Bourla.
Pihak Pfizer juga mengatakan bahwa vaksinnya efektif 91% dalam melindungi tubuh dari paparan virus corona, dan 95% efektif melawan penyakit parah hingga enam bulan setelah dosis kedua. Hasil serupa juga terjadi pada Vaksin Moderna yang menggunakan teknologi yang mirip dengan Pfizer.
Baca Juga: Data Twitter Bisa Bantu Prediksi Wilayah yang Akan Terdampak COVID-19
Sedangkan Vaksin Sinovac, salah satu vaksin yang dominan digunakan di Indonesia juga memang tidak 100% memberikan perlindungan, tetapi efektif mencegah kematian dan mengurang gejala infeksi.
Diambil dari CCTV, pihak Sinovac mengklaim bahwa vaksinnya efektif melawan varian Delta.
Terlepas dari klaim vaksin menghadapi varian-varian virus corona, pemerintah Cile saat ini mengkaji kembali untuk kebijakan dosis ketiga vaksin. Presiden Sebastian Pinera pada Selasa, (22/06/2021) para ahli kesehatananya sedang memeriksa "banyak studi ilmiah" untuk menangani hal itu.
Source | : | Reuters,CNBC,cctv news,detik,Science Magazine |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR