Nationalgeographic.co.id—Ini mungkin terndengar akrab, salah satu orang terkaya di dunia, juga tokoh karismatik, memulai bisnis mobil dan roketnya sendiri yang didanai secara pribadi dengan tujuan untuk merevolusi kedua bidang tersebut.
Jika kita mengenal Elon Musk, maka ada Fritz von Opel yang mendahuluinya. Ia bekerja di tahun 1920-an dan mewarisi kekayaan orang tuanya. Opel meninggal 50 tahun lalu pada bulan ini pada 1899. Ia adalah anak putra Wilhelm von Opel. Manufaktur mobilnya membuatnya dikenal sebagai "Henry Ford-nya Jerman".
Setelah lulus dari Universitas Teknik Darmstadt dengan gelar bidang teknik, Fritz diangkat menjadi direktur pengujian untuk pekerjaan mobil Opel dan bertanggung jawab atas publisitas. Hal yang mencolok adalah kepribadiannya yang flamboyan, karena ia sudah terkenal di Jerman sebagai olahragawan dan pemenang balap speedboat, sepeda motor, dan mobil.
Seperti produsen mobil lain pada saat itu, perusahaan Opel memiliki andil dalam penerbangan awal. Pada 1909 ia memasang hadiah $4.000, kemungkinan untuk rekor jarak, dan pada 1912 memproduksi mesin pesawat 60-hp.
Tetapi pengenalan Fritz tentang roker datang pada 1927, ketika ia berkenalan dengan Austria Max Valier yang kemudian menjadi juara Eropa soal kemungkinan penerbangan luar angkasa.
Kehidupan Valier telah berubah tiga tahun sebelumnya dengan membaca The Rocket into Interplanetary Space karya Herman Oberth, isinya tentang recnana terperinci pertama tentang bagaimana umat manusia dapat mencapai penerbangan luar angkasa dengan pemngembangan roket propelan cair yang didorong oleh oksigen cair dan alkohol atau oksigen cair dan hidrogen cair.
Seperti ide-ide Oberth, Valier menganggap buku itu "tidak dapat dipahami" oleh orang awam, karena dimuat dengan matematika tingkat lanjut. Akan tetapi, dia memahami signifikansi yang mencengangkan dari apa yang diusulkan Oberth: Roket berbahan cair, kunci sebenarnya untuk menjelajah ke tata surya dan seterusnya.
Baca Juga: Hadapi Air Memanas, Nelayan Alaska Mulai Pertanian Regeneratif di Laut
Oberth pada dasarnya adalah seorang ahli teori, Valier ingin melihat ide-idenya menjadi nyata. Maka pada pertengahan Juli 1924, Valier sudah memikirkan cara untuk membangun roket propelan cair eksperimental, meskipun baru pada 1927 dia mulai membuat program luar angkasanya sendiri.
Pada musim gugur 1927, Valier melirik Fritz von Opel dan pada 8 Desember, sebuah kontrak ditandatangani antara Valier dan von Opel untuk fase kemitraan dalam usaha menuju penerbangan roket manusia.
Juga ada Friedrich Sander, seorang pemilik perusahaan kembang api di Wesermünde, yang ikut menandatangani kontrak itu.
Di sana ia memproduksi roket berbahan bakar bubuk mesiu dengan tali penyelamat untuk operasi penyelamatan lepas pantai, serta roket sinyal untuk kapal dagang dan kapal lainnya.
Baca Juga: Bepergian Jauh Lebih Nyaman dengan Mobil Besar, Mitos atau Fakta?
Pada awal 1928 Valier dan Sander menjalankan serangkaian tes statis untuk mencatat dasar-dasar produksi roket. Sementara itu Fritz memantau pembangunan mobil khusus yang dilengkapi dengan roket Sander. Mereka sepakat membuat mobil roket, menggunakan sasis standar Opel sebagai langkah awal pengembangan roket untuk perjalanan ruang angkasa.
Pada 12 Maret, mantan pembalap mobil Kurt C. Volkhart menjalankan uji coba pertamanya di sebuah trek di pabrik Opel.
Opel-RAK 1, demikian sebutannya, mencapai 47 mph pada pengujian pertamanya, Pada 23 Mei, von Opel sendiri yang mengambil kemudi untuk demonstrasi publik pertama di Avus Speedway Berlin. Ia menggunakan Opel-RAK 2 dengan 24 roket Sander dengan daya dorong lebih tinggi, mencapai kecepatan tertinggi 143 mph.
Baca Juga: Inilah Posisi Duduk Paling Berbahaya di Dalam Mobil Menurut Peneliti
Pada akhirnya, kemitraan antara von Opel, Vallier, dan Sander terpisah. Dalam buku Raketenfahrt, Valier menyalahkan perselisihan mereka pada "perbedaan ilmiah dan pribadi".
Vallier berhasil membangun mesin roket yang berjalan selama 22 menit pada 22 Maret 1930. Dia mengumumkan sedang mengerjakan sebuah pesawat roket untuk terbang melinatasi Selat Inggris dalam waktu singkat, yang menjadi langkah penting menuju penerbangan luar angkasa.
Sayangnya, dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk melihatnya. Selama uji roket statis pada 17 Mei, ia terbunuh ketika sebuah motor roket meledak dan sepotong pecahan peluru menembus aortanya.
Adapun von Opel, tidak lama setelah Valier memutuskan hubungan dengannya, dia meninggalkan bisnis keluarga ketika perusahaan itu dibeli oleh General Motors. Von Opel meninggal karena diabetes di San Moritz pada 1971 dan hidup cukup lama untuk melihat penerbangan Apollo ke bulan.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR