Cairnya wilayah lain kutub utara sendiri dapat menimbulkan masalah bagi hewan yang bergantung pada es laut untuk berkembang biak, berburu, dan mencari makan.
"[Tempat ini] telah dianggap sebagai tempat perlindungan bagi spesies yang bergantung pada es di masa depan yang minim es di Arktik," kata Kristin Laidre, salah satu penulis penelitian dikutip dari Live Science.
"Jika, seperti yang ditunjukkan oleh makalah itu, area berubah lebih cepat dari yang diperkirakan, itu mungkin bukan tempat perlindungan yang selama ini kita andalkan."
Dalam puluhan tahun terakhir, arus laut dianggap telah memperkuat lapisan es di kawasan The Last Ice Area dengan bongkahan es laut yang mengambang.
Axel Schweiger, ketua penelitian terbaru itu mengatakan hasil kajiannya bersama tim berkata lain. Mereka menemukan bahwa pada tahun 2020, angin utara yang membawa bongkahan es menjauh dari Greenland. Sehingga menciptakan bentangan perairan terbuka yang dapat dihangatkan oleh matahari.
Baca Juga: Seekor Walrus Arktik Tertidur di Atas Gunung Es, Terbangun di Irlandia
Lalu, air dengan suhu hangat menyebar lewat bagian bawah es laut untuk mendorong pencairan lebih banyak lagi.
Sebenarnya para ilmuwan pertama kali menduga ada sesuatu yang tidak beres di Last Ice Area pada tahun 2018, ketika polynya--hamparan perairan kutub terbuka yang dikelilingi es, muncul pada Februari.
Schweiger dan tim melihat anomali es laut seperti itu di Laut Wandel saat mengumpulkan data penelitian untuk Observatory for the Study of Arctic Climate (MOSAiC) pada 2019 hingga 2020.
Saat ia mencari perkiraan di mana kapal penelitian bisa lewat, dia dan tim memperhatikan bahwa kapal itu mengambil jalur yang sepertinya aneh. Jalur itu melewati kawasan yang biasanya tertutup es tebal.
Baca Juga: Lubang Besar di Lapisan Ozon, Dampak Penggunaan Bahan Kimia di Bumi
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Nature,Live Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR