Nationalgeographic.co.id—Kebanyakan dari kita jarang mendengar perihal peran wanita dalam sejarah, karena peran utama kebanyakan diambil oleh pria.
Di sebagian kisah sejarah, wanita mencari makan, mengamankan air, dan mengambil bagian dalam pertanian. Sementara itu, pria pergi berburu. Wanita berperan banyak bagi sukunya. Mereka memberikan jumlah kalori yang sangat banyak bagi kelompok; menyediakan buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
Temuan arkeologi baru-baru ini di Pegunungan Andes Peru, yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances mnceritakan kisah baru. Separuh dari kelompok berburu di Amerika adalah wanita. Membayangkan wanita dengan lincahnya menggunakan macam-macam senjata, cerita ini bagaikan sebuah film fantasi.
Arkeolog California University, Davis Randall Haas memimpin timnya pada ketinggian 13.000 kaki di atas permukaan laut, di Wilamay Patxja. Pada 2018, mereka menemukan kerangka, yang menurutnya, adalah kerangka pria.
Pembagian kerja secara seksual dengan perempuan sebagai pengumpul dan laki-laki sebagai pemburu adalah keteraturan empiris utama etnografi pemburu-pengumpul, menunjukkan pola perilaku leluhur, demikian paparan Randall dan timnya dalam Female hunters of the early Americas, yang terbit dalam jurnal Science Advances pada November 2020.
"Kami menyajikan penemuan arkeologi dan meta-analisis yang menantang hipotesis man-the-hunter," ungkap Randall mewakili timnya. "Penggalian di situs dataran tinggi Andes di Wilamaya Patjxa mengungkapkan penguburan manusia berusia 9000 tahun yang terkait dengan peralatan berburu dari titik proyektil batu dan peralatan pemrosesan hewan."
Mereka juga mengungkapkan dalam jurnal itu tentang hasil analisis osteologis, proteomik, dan isotop menunjukkan bahwa "pemburu awal ini adalah wanita dewasa muda yang hidup dari tumbuhan dan hewan darat."
Baca Juga: Petroglif Peterborough, Diyakini Jadi Pintu Gerbang ke Dunia Roh
Analisis praktik penguburan Pleistosen Akhir dan Holosen Awal di seluruh Amerika menempatkan temuan ini sebagai penguburan pemburu paling awal dan paling aman dalam sampel yang mencakup 10 wanita lain dalam paritas statistik dengan penguburan pemburu lelaki awal. Temuan ini konsisten dengan praktik kerja tanpa gender di mana perempuan pemburu-pengumpul awal adalah pemburu besar.
Posisi kerangka tersebut dekat dengan senjata, sehingga mereka mengira, kerangka tersebut adalah milik pria yang sedang berburu. Namun mereka salah, kerangka tersebut adalah milik seorang wanita. Hal ini membuktikan bahwa wanita memainkan peran yang jauh lebih besar dalam berburu, daripada yang diasumsikan sebelumnya. Wanita juga diperlukan sebagai prajurit saat kelompok melakukan perburuan.
Tim menemukan sebanyak lebih dari 20.000 artefak, termasuk sisa-sisa enam mayat di lima lubang pemakaman. Satu lubang berisikan seorang wanita remaja, termasuk peralatan dengan ujung tombak dan poros. Alat untuk membedah permainan juga ditemukan.
Mereka menemukan 24 alat dari batu, termasuk titik proyektil untuk membunuh hewan buruan besar. Mereka juga menemukan batu berat untuk mengupas kulit dan memecahkan tulang, juga oker merah untuk mengawetkan kulit. Ketika ditemukan di dekat jenazah wanita, alat tersebut diduga digunakan untuk memotong dan/atau mengikis.
Baca Juga: Temuan Pohon yang Membatu Ungkap Keberadaan Banyak Fosil Hewan Purba
“Kita perlu memikirkan kembali pendekatan tersebut, yang kemungkinan merupakan hasil dari bias modern,” kata Haas. “Yang terkubur di dekat lubang ini adalah sisa-sisa rusa Andes dan vikuna; dua hewan besar tersebut biasa diburu di Peru.”
Tim yang dipimpin oleh Haas menemukan alat berburu hewan besar, terkubur dengan 11 wanita, dan 16 pria. Mereka kemudian memeriksa sisa-sisa 429 mayat yang tersebar di 107 situs di Amerika. Hasilnya: orang-orang ini hidup antara 6.000 dan 12.500 tahun yang lalu.
Dengan melakukan perluasan pada data terbaru, Haas memperkirakan bahwa sekitar 30-50% pemburu besar adalah wanita. Beberapa waktu lalu, prajurit wanita telah teridentifikasi di California, mereka hidup sekitar 5.000 tahun yang lalu. Demikian juga, prajurit wanita ditemukan di Mongolia, mereka hidup 1.500 tahun yang lalu. Bahkan prajurit wanita di Skandinavia, hidup pada satu milenium yang lalu.
Baca Juga: Lewat Bakteri Ini, Ilmuwan Ungkap Sejarah Migrasi Manusia ke Amerika
Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini menantang pemahaman kita, tentang identitas gender. Peran pria dan wanita pada saat ini, tidak dapat disamakan dengan yang terjadi pada ribuan tahun yang lalu. Sebagai arkeolog Universitas Miami, Pamela Geller mengatakan:
"Dengan sedikit pengecualian, para peneliti yang mempelajari kelompok berburu dan meramu—terlepas dari di benua mana mereka bekerja—menganggap bahwa pembagian kerja berdasarakan jenis kelamin, bersifat universal dan kaku. Dan menjadi masuk akal, mereka kemudian kesulitan menjelaskan, mengapa terdapat kerangka tubuh wanita memiliki peralatan berburu yang terkubur bersamanya.”
Selalu ada kemungkinan bahwa alat berburu dikubur secara ritual di samping warga suku-nya, termasuk wanita. Kehidupan persukuan selalu punya cerita. Adanya wanita pemburu seharusnya mengejutkan kita. Menjadi wanita pemburu pada saat itu, tentu berbeda dengan menjadi wanita karier saat ini. Manusia selalu bisa menjadi kuat dan bertahan dengan caranya sendiri.
Source | : | Big Think |
Penulis | : | Fadhil Ramadhan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR