“Mereka menyuguhkan minuman onde yang nikmat,” ungkap Yunaidi. Dia mengunjungi keluarga Jo Oen San dan Tjia Wi Lie di Kedaung Wetan, Tangerang, jelang Tang Cie—perayaan santap onde. Sembari menikmati secangkir onde dengan kuah bersari jahe, dia mengobrol bersama mereka.
Kehangatan pun tercipta, sejak saat itu Yunaidi memanggil Oen San dan istrinya dengan sebutan “Papa” dan “Mama”. Yunaidi tidak kesulitan saat meminta pasangan harmonis ini untuk berpose di pekarangan rumah pada suatu sore, bersama anjing kesayangan mereka, Beki. “Mereka terpinggirkan oleh perubahan zaman,” demikian Yunaidi mengungkapkan kegetiran yang disaksikannya saat mengunjungi kediaman warga Cina Benteng lainnya,
Memotret manusia baginya adalah tantangan. Terkadang dia duduk berjam-jam untuk berbagi cerita bersama warga sebelum akhirnya meminta izin untuk mengambil foto mereka. Kesan Yunaidi dalam penugasan keduanya untuk national geographic: “Penugasan ini semakin membuka mata saya,” ujarnya, “bahwa masih banyak warga yang ramah menerima siapa saja dengan tangan terbuka.” —Mahandis Y. Thamrin
REKOMENDASI HARI INI
Jamu: Warisan Budaya Penguat Ketahanan Pangan dan Emansipasi Perempuan
KOMENTAR