Kita adalah makhluk yang bergantung kepada jaringan ini. Kehidupan kita menyatu ke dalamnya dan ditopang olehnya. Selama ini matahari biasa mengatur denyut kehidupan kita, tetapi sekarang, berkat jaringan ini kita bisa mengatur kemunculan kegelapan sesuka hati. Selama masa Depresi, saat jaringan listrik pertama kali mencapai daerah pedalaman di Amerika, seorang petani di Tennessee pada suatu Minggu berdiri di dalam gereja dan berkata – perusahaan listrik benar-benar menyukai cerita ini – ”Hal terhebat di dunia ini adalah memiliki cinta Tuhan di dalam hatimu dan hal terhebat berikutnya adalah memiliki listrik di dalam rumahmu.” Saat itu dia sedang membicarakan beberapa buah lampu bohlam dan mungkin sebuah radio, dua benda yang menandai masa di mana setiap rumah tangga di Amerika baru mengecap listrik. Namun dia tak pernah tahu bahwa listrik bakal mendominasi setiap rumah tangga dan segala segi kehidupan di Amerika.
!break!
Arus listrik dari jaringan ini kini mencapai setiap sudut kehidupan kita dan terkadang kita sama sekali tidak memperhatikannya sebagaimana kita tidak mengacuhkan oksigen di dalam udara. Barulah ketika muncul kesalahan dan dan kita tiba-tiba ditelan kegelapan, tersaruk mencari-cari lampu senter dan lilin, mengkhawatirkan makanan beku yang dahulu (pada masa sebelum adanya listrik) disimpan di sebuah benda yang disebut sebagai kotak es. Atau ketika baterai di laptop atau telepon pintar habis dan kita pun sibuk menjelajahi sudut bandara yang kotor mencari steker, dengan paniknya mencari sumber elektron yang ajaib.
Jaringan listrik benar-benar menakjubkan. Namun – sebagian dikarenakan kita jarang menaruh perhatian kepadanya, ujar para insinyur – ia bukanlah jaringan listrik yang kita butuhkan untuk abad ke-21. Ia terlalu tua. Ia bisa diandalkan namun tidak cukup handal, khususnya di Amerika Serikat, terutama di kalangan masyarakat yang semakin lama semakin haus dengan peralatan digital. Padam listrik, korslet, dan pemotongan listrik lainnya membebani rakyat Amerika sekitar $80 milyar setiap tahunnya. Namun pada saat yang bersamaan ketika ia harus menjadi lebih bisa diandalkan, jaringan harus mengalami peningkatan yang dramatis untuk bisa menangani berbagai macam sumber daya yang berbeda, jenis yang lebih ramah lingkungan. Ini berarti perlu dibangunnya jalur-jalur transmisi untuk mengantarkan tenaga angin dan sang surya dari tempat-tempat asing ke kota-kota besar.
Lebih penting lagi, jaringan harus lebih cerdas. Definisi ”cerdas” ini berbeda-beda antara insinyur satu dengan yang lainnya. Intinya adalah jaringan yang cerdas harus memiliki pengoperasian yang lebih otomatis dan mampu ”memperbaiki dirinya sendiri,” dan mengurangi kemungkinan terjadinya mati listrik. Ia harus lebih toleran dengan sumber daya berukuran kecil yang beraneka ragam seperti panel matahari dan tenaga angin, sebagian karena ia harus bisa menutupi fluktuasi listrik dengan menyimpan energi yang dihasilkan berbagai sumber lainnya ini – menurut salah satu proyeksi di masa depan, energi disimpan di dalam baterai mobil listrik atau bahkan di gua-gua raksasa yang dipenuhi dengan udara yang dimampatkan.
Tetapi hal pertama yang harus dilakukan jaringan yang cerdas, bila kita mengijinkannya, adalah mengubah kita menjadi konsumen listrik yang lebih pandai. Kita mampu menyadari seberapa besar listrik yang kita pakai dan memotongnya, khususnya pada saat-saat permintaan listrik sedang tinggi di mana biaya produksi listrik paling tinggi. Hal itu akan membuat kita dan perusahaan listrik menghemat uang – dan secara tidak langsung mengurangi polusi. Dengan cara ini, kita tidak akan lagi menjadi konsumen elektron yang pasif lagi. Pada abad ke-21 kita akan menjadi partisipan aktif dalam pengelolaan jaringan yang luas dan sepertinya membingungkan ini demi kelanjutan peradaban kita.
!break!
Jadi mungkin sudah waktunya kita mengenalnya.
Pada hari ini terdapat berbagai jaringan di enam benua dan suatu hari nanti jaringan di Eropa mungkin akan menyeberangi Lautan Tengah memasuki Afrika untuk membawa tenaga sang surya dari Sahara ke Skandinavia. Di Kanada dan Amerika Serikat, jaringan membawa listrik jutaan megawatt melalui kabel listrik sepanjang puluhan juta kilometer. Ia disebut sebagai mesin terbesar di seluruh dunia. The National Academy of Engineering menyebutnya sebagai keberhasilan rekayasa terbesar pada satu abad terakhir ini.
Thomas Edison, yang telah terkenal setelah menemukan lampu bohlam, mengatur kelahiran jaringan pada 1881, dengan menggali Manhattan Bawah untuk meletakkan kabel tembaga di dalam terowongan batu bata. Dia mendirikan pembangkit listrik, Stasiun Pearl Street, di bawah bayangan Jembatan Brooklyn. Pada 4 September 1882, di dalam kantor hartawan J.P. Morgan, Edison memasang sebuah kenop. Saat itu ratusan lampu bohlam menyala di Drexel, Morgan $ Co. dan sejumlah kantor di dekatnya.
Ketika itu Edison begitu tertarik dengan arus searah, yang berfungsi baik dengan lampu bohlamnya dan ketika itu memakan voltase yang rendah. Dia menyatakan dengan penuh semangat bahwa arus bolak-balik lebih pantas untuk menghukum mati para penjahat. (Dia telah menyetrum seekor gajah sirkus sampai mati untuk membuktikan ucapannya). Pernyataannya ternyata salah: AC, di mana elektron tidak mengalir ke satu arah tetapi bergerak bolak-balik dalam frekwensi tertentu, tidak lebih berbahaya dibandingkan DC. Voltase tinggi merupakan sumber bahaya – tetapi justru hal itulah yang memungkinkan tenaga dikirimkan ratusan kilometer tanpa adanya pengurangan yang signifikan. AC lebih unggul dari DC hanya karena ia bisa ditingkatkan dengan sebuah trafo, disambungkan, kemudian diturunkan kembali ke voltase perumahan yang lebih aman sebesar 110 atau 220. Pada 1890an, jaringan AC dipasang dari stasiun pembangkit Niagara Falls yang baru ke Buffalo yang berjarak sekitar 32 km. Namun ironisnya, pada jaman sekarang, DC bervoltase tinggi kadang-kadang lebih dipilih untuk jarak yang sangat jauh: lebih sulit untuk diproduksi dibandingkan AC tetapi tenaga yang menghilang jauh lebih sedikit.
!break!
Dibutuhkan waktu puluhan tahun lamanya sebelum listrik tidak hanya tersedia untuk pabrik-pabrik dan rumah besar namun juga masuk ke dalam perumahan kelas menengah. Pada 1920, listrik hanya meliputi kurang dari 10 persen persediaan energi di Amerika Serikat. Tetapi tidak dielakkan lagi bahwa ia telah memasuki kehidupan sehari-hari. Tidak seperti batu bara, minyak atau gas, listrik cukup bersih saat mencapai tangan konsumen. Tidak ada suara yang ditimbulkan kecuali dengungan yang lemah, tidak ada bau dan tidak meninggalkan jelaga di dinding. Saat menyalakan lampu maka kita tidak pernah memikirkan pembangkit listrik yang besar dan luas yang menghasilkan listrik (yang berisik, bau, dan kotor) sekian kilometer jauhnya. Lemari es menggantikan kotak es, pendingin udara menggantikan serangan panas, dan pada 1956 pembuka kaleng listrik melengkapi kebangkitan kita dari jaman kegelapan. Hari ini sekitar 40 persen energi yang kita gunakan dipakai untuk membangkitkan listrik.
Awalnya, penempatan jaringan ini merupakan operasi setempat yang menangani mulai dari pabrik pembangkit listrik sampai jaringan distribusinya. Sejumlah jaringan kecil dibentuk di seluruh Amerika Serikat. Seiring berjalannya waktu, perusahaan listrik ini menyadari bahwa ia bisa meningkatkan kehandalan dan meraih skala ekonomis dengan menghubungkan jaringan yang mereka miliki. Setelah pemadaman listrik besar-besar di Timur Laut pada 1965, sebagian besar kendali jaringan ini beranjak kepada operator daerah yang meliputi beberapa negara bagian. Namun hingga hari ini masih belum ada manajemen jaringan tunggal di Amerika Serikat; ada tiga jaringan yang hampir mandiri – Timur, Barat, dan Interkoneksi di Texas.
Mereka berjalan menggunakan teknologi kuno. Yaitu bagian dimana jaringan yang mencapai rumah kita menggunakan sistem symptomatic. Bagaimana perusahaan listrik mengukur penggunaan listriknya? Dengan sebuah alat pembaca listrik – seorang pegawainya mengunjungi rumah atau perusahaan lalu membaca alat pengukur listrik. Bagaimana perusahaan listrik tahu saat listrik tidak mengalir ke rumah kita? Saat kita menghubungi mereka melalui telepon. Pada umumnya, perusahaan listrik tidak mendapatkan informasi secara langsung dari jaringan yang ditanganinya – banyak dari jaringan itu tidak membawa data apa pun – dan pergerakan arus listrik sangat bergantung kepada orang-orang serta kenop mekanik yang bergerak lambat.
”Jaringan listrik pada dasarnya merupakan teknologi dari tahun 1960an,” ujar ahli fisika Phillip F. Schewe, penulis buku Jaringan Listrik. ”Internet telah melampauinya. Alat pengukur listrik di rumahmu berasal dari teknologi tahun 1920an.” Kadang-kadang keanehan itu menjadi sebuah masalah. Pada jaringan di jaman ini, banyak hal yang bisa memburuk dengan cepat.
!break!
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR