“Dia meninggal tahun 2007,” kata Giordano yang menyebut D’Amato sebagai probandus atau titik tolak dalam susur galur sebuah keluarga besar. “Kita bisa merekonstruksi silsilah keluarga dari arsip ini.”
Melalui pemeriksaan silang entri buku induk dengan kartu catatan sipil yang lengkap hingga seawal abad ke-19, Giordano berhasil merekonstruksi silsilah 202 warga yang berumur 90-an dan 100-an di Calabria. Arsip itu tidak hanya mencatat saudara kandung orang-orang tersebut tetapi juga pasangan hidup saudaranya, yang memungkinkan tim Passarino melakukan semacam eksperimen sejarah umur panjang.
“Kami membandingkan usia saudara dan saudari D’Amato dengan usia pasangan mereka,” Giordano menjelaskan. “Jadi, mereka tinggal di lingkungan yang sama. Mereka makan makanan yang sama. Mereka menggunakan obat-obatan yang sama. Mereka berasal dari budaya yang sama. Tetapi, mereka tidak memiliki gen yang sama.”
Dalam sebuah makalah tahun 2011, para peneliti Calabria melaporkan kesimpulan yang mengejutkan: Meskipun usia orang tua dan saudara orang yang hidup sampai minimal 90 tahun juga lebih panjang daripada masyarakat umum—temuan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya—tampaknya manfaat faktor genetis tersebut lebih dominan pada pria.
Hasil penelitian Calabria mengenai perbedaan berdasarkan jenis kelamin ini memberikan petunjuk lain bahwa lika-liku genetis yang menyebabkan umur panjang mungkin luar biasa kompleks. Penelitian besar di Eropa sebelumnya melaporkan bahwa wanita lebih mungkin hidup sampai usia 100, melebihi jumlah pria dengan perbandingan empat atau lima banding satu, yang menyiratkan bahwa sebagian alasannya bersifat genetis.
Tetapi, dari pemeriksaan data silsilah, para peneliti Calabria menemukan paradoks menarik: Komponen genetis umur panjang tampaknya lebih kuat pada pria—tetapi kaum hawa mungkin lebih memanfaatkan faktor eksternal seperti diet dan perawatan medis.
DNA dari darah dan sampel jaringan lainnya mengungkapkan informasi tambahan tentang kelompok Calabria. Misalnya, orang yang hidup sampai usia 90-an atau lebih biasanya memiliki versi (atau alel) tertentu untuk gen yang penting bagi rasa dan pencernaan.
!break!
Alel ini tidak hanya membuat orang suka makanan pahit seperti brokoli dan sayuran lainnya, yang biasanya kaya senyawa polifenol yang meningkatkan kesehatan sel, tetapi juga memungkinkan sel di usus menyerap gizi makanan yang dicerna secara lebih efisien.
“Kami telah menelaah lima atau enam jalur kimia yang paling berpengaruh terhadap umur panjang,” kata Passarino. “Kebanyakan melibatkan respons terhadap stres, metabolisme nutrisi, atau metabolisme secara umum—penyimpanan dan penggunaan energi.” Timnya saat ini sedang meneliti pengaruh lingkungan terhadap aktivitas gen, baik yang memperpanjang maupun memperpendek usia.
Hari itu langit mendung di Bronx. Jean Sisinni yang berusia 81 tahun berjalan bolak-balik di atas karpet kelabu di kamar lantai tiga. Sambil berjalan, Sisinni berusaha mengucapkan huruf yang berbeda-beda (“B, D, F, H”), sementara sensor di keningnya mengukur aktivitas korteks prefrontalnya, dan pada saat yang bersamaan karpet mengukur lokasi, arah, dan kecepatan setiap langkah.
“Bagus!” kata Roee Holtzer, ahli neuropsikologi di Albert Einstein College of Medicine yang melakukan penelitian fungsi otak dan gerak para lansia.
Dalam serangkaian penelitian selama beberapa tahun terakhir, Holtzer dan ahli saraf Joe Verghese menunjukkan bahwa tingkat pemikiran yang mampu dilakukan bagian prefrontal otak yang mengontrol proses pada saat orang berjalan dan berbicara menggambarkan risiko mereka mengalami kepikunan, kehilangan kemampuan gerak, dan terjatuh.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR