Pada 1980 Kongres AS mengesahkan ANILCA, Alaska National Interest Lands Conservation Act. Undang-undang ini menetapkan 42 juta hektare lahan sebagai taman nasional, hutan, dan cagar alam serta melindungi 20 juta hektare tambahan sebagai alam liar. Taman Nasional Gunung McKinley diubah namanya menjadi Taman Nasional dan Cagar Alam Denali, dan diperluas dari 800 ribu menjadi 2,4 juta hektare. Hak kepemilikan tanah dalam kawasan itu tetap diakui, demikian pula hak berburu dan menjerat di beberapa bagian.
ANILCA umum dianggap sebagai salah satu kemenangan konservasi yang paling penting dalam sejarah AS, tetapi banyak orang Alaska yang melihatnya sebagai puncak campur tangan federal yang sudah lama melampaui batas. Wallace masih remaja di Fairbanks saat pengunjuk rasa membakar patung Presiden Jimmy Carter, yang pada 1978 menetapkan 22 juta hektare lahan di Alaska menjadi status monumen nasional. Pada 1979 warga di sekitar taman mengadakan acara Great Denali Trespass. Mereka berbondong-bondong masuk ke taman dengan menembakkan senjata, menyalakan api, dan melakukan tindakan protes lainnya.
“Di semua tempat yang pernah saya datangi, masyarakat mencintai taman nasionalnya,” kata Pengawas Striker, yang menangani lima taman di AS daratan sebelum bertugas di Denali. “Namun, di sini hubungan itu diracuni oleh masa lalu. Orang tidak menyadari bahwa tanah ini dari dahulu adalah milik federal—bukan milik negara bagian. Secara politik memang lebih menguntungkan mencerca taman ini dan mengabaikan semua manfaatnya bagi negara bagian ini, terutama dampak ekonominya.”
!break!Perdebatan itu—dan semua yang lainnya—terasa jauh ketika saya melongokkan kepala keluar tenda di lokasi perkemahan di dekat Sungai Cache pada pertengahan Maret. Ini adalah pagi ketiga ekspedisi dengan kereta luncur dan juga pagi ketiga dengan suhu minus 25 derajat Celsius. Saya sempat terpikir untuk masuk kembali ke dalam tenda, tetapi Gunung Denali yang hampir selalu terlihat pada musim dingin menarik perhatian saya. Di atas lembah, sinar matahari memandikan puncak Nan Tinggi.
Ketika akhirnya saya keluar tenda, banyak kepala menoleh. Tiga puluh atau lebih anjing penarik mulai menyalak serta melolong dengan penuh semangat. Anjing penarik, tetap menjadi bagian penting manajemen taman selama musim dingin, untuk melakukan patroli perbatasan, mendukung penelitian margasatwa, dan mengangkut keperluan untuk pembersihan dan perbaikan pondok. Dan acara interaksi-langsung dengan anjing pada musim panas di Denali merupakan program demonstrasi paling populer yang disediakan oleh pegawai taman.
“Anjing menghubungkan manusia dengan sejarah dan dengan pengalaman yang tak akan pernah dirasakan kebanyakan orang,” kata pengurus anjing, Jennifer Raffaeli. “Pada musim dingin, anjing merupakan cara paling andal dan cukup aman untuk berkeliling ke semua bagian taman. Tak seperti mobil salju, anjing selalu siap berangkat. Anjing juga memiliki naluri bertahan hidup, yang tak mungkin dimiliki mesin. “
Sore itu cuaca agak menghangat, dan kafilah kami yang terdiri atas tiga tim anjing melaju ke stasiun jagawana di Danau Wonder. Pada pukul 2 dini hari, kami keluar dari pondok, menyaksikan pertunjukan aurora borealis yang memukau, sementara anjing tidur di sekitar pondok.
“Banyak bagian Denali yang tak dapat dijangkau kebanyakan orang, tetapi dengan naik kereta yang dihela anjing seperti ini, kita bisa mencapainya,” kata Raffaeli sementara kami takjub menatap tirai cahaya warna-warni yang berkibar di langit. “Musim dingin di sini terasa begitu damai, sampai-sampai sulit dipercaya.”
Tiga bulan kemudian, pada akhir Juni, saya menyaksikan Denali yang sama sekali berbeda. Sudah pukul delapan malam di Park Road, tetapi saya tetap terjebak macet. Ketika seekor moose betina dan dua anaknya melenggang santai di jajaran pepohonan, pengemudi berhenti di tengah jalan untuk membidikkan kamera.
Pada 1960-an Adolph Murie berjuang keras menentang rencana pembangunan jalan raya ke jantung taman. Perjuangannya berhasil sebagian ketika Park Service memutuskan hanya mengaspal 24 kilometer pertama saja. Namun, seiring bertambahnya jumlah pengunjung, jalan sempit itu semakin ramai dan berbahaya, dan orang semakin mencemaskan dampak lalu lintas terhadap margasatwa. Pada 1972 Denali menjadi salah satu taman nasional pertama di Amerika yang menerapkan sistem transportasi massal untuk mengurangi jumlah mobil—pendekatan yang kemudian diikuti oleh taman-taman lain.
Selama seminggu saya putar kayun di pedalaman musim panas Denali, menjernihkan pikiran dengan menikmati alam liar. Menjelang akhir perjalanan, saya beruntung bisa menginap beberapa hari di Pondok East Fork, markas Murie sewaktu dia meneliti hubungan antara serigala dan domba. Bagi sang ahli ekologi muda, itu mimpi yang menjadi kenyataan. Dia bisa menyendiri dan mempelajari hewan dengan alat paling sederhana: teropong, kamera, buku tulis, dan dengkul yang kuat. Fokusnya adalah satu keluarga besar serigala yang berkeliaran di dekat pondok itu di cabang timur Sungai Toklat.
Para atasan Murie di Washington, D.C., mungkin mengira akan mendapat risalah penelitian yang membosankan. Ternyata yang diserahkan Murie adalah The Wolves of Mount McKinley, karya klasik tentang sejarah alam. Laporan setebal buku yang diterbitkan pada 1944 itu menarik perhatian dunia pada kawanan East Fork-Toklat. Untuk pertama kalinya, Murie menggambarkan daur hidup, hubungan, dan mekanisme suatu jaringan ekologi lengkap. Karena menyadari bahwa interaksi ekosistem ternyata lebih rumit daripada yang dibayangkan orang, Murie mulai berupaya mengubah kebijakan yang bertujuan memberantas pemangsa seperti serigala, puma, dan coyote.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR