"Tren menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan konsumsi alkohol per orang di banyak negara Eropa, penggunaan alkohol meningkat di negara-negara Asia seperti Cina dan India, dan di sub-Sahara Afrika," terang Rumgay "Selain itu, ada bukti bahwa COVID Pandemi -19 telah meningkatkan tingkat konsumsi alkohol di beberapa negara."
Negara terbesar yang memiliki kasus kanker karena alkhol diperkirakan adalah Mongolia dengan 10 persen, Tiongkok enam persen, India dan Prancis keduanya lima persen, Inggris dan Jerman empat persen.
Sedangkan yang terendah adalah Kuwait yang diperkirakan 0% persen atau kurang dari lima kasus.
"Studi kami menyoroti kontribusi tingkat minum yang relatif rendah terhadap tingkat kanker, yang mengkhawatirkan, tetapi juga menunjukkan bahwa perubahan kecil pada perilaku minum publik dapat berdampak positif pada tingkat kanker di masa depan." papar Rumgay di Eurekalert.
Baca Juga: Meninggal dengan Misterius di Usia 32 Tahun, Inikah Penyebab Kematian Alexander the Great?
Rumgay dan tim mengakui bahwa ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga bisa dikembangkan kedepannya.
Keterbatasan itu seperti melihat efek potensial dari pagebluk Covid-19 yang terhadap perilaku mengonsumsi alkohol. Cara meneliti itu juga bisa pada layanan kanker di beberapa negara yang dapat memengaruhi risiko kanker, dan tingkat diagnosisnya.
Keterbatasan lainnya adalah tidak menyertakan bagaimana kebiasaan minum di tiap negara pada masa sebelumnya. Atau, hubungan apa pun antara tembakau. maupun obesitas terkait konsumsi alkohol yang dapat menghubungkan kasus.
Baca Juga: Tanpa Disadari, Ketujuh Hal Berikut Dapat Menyebabkan Migrain
Source | : | eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR