Nationalgeographic.co.id—Seorang dokter hewan di Tiongkok menjadi orang pertama di negara itu yang tertular dan meninggal karena virus Monkey B. Ini kasus virus yang sangat langka, kata pernyataan resmi pemerintah Tiongkok akhir pekan lalu.
Dokter hewan berusia 53 tahun itu sempat menderita mual parah dan demam salam dua bulan setelah membedah dua monyet di sebuah lembaga penelitian pengembangbiakan di Beijing. Ia kemudian meninggal pada 27 Mei 2021, menurut laporan Washington Post.
Virus Monyet B, yang juga dikenal sebagai virus Herpes B, biasanya berasal dari kontak dengan monyet makaka dan dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah atau kematian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).
Virus ini menyerang sistem saraf pusat dan memiliki tingkat kematian sekitar 80% jika tidak diobati. Hal itu disampaikan oleh ahli penyakit menular Kentaro Iwata dari Kobe University di Jepang.
CDC mengatakan hanya ada satu kasus virus dari monyet yang terdokumentasi menular ke manusia di Amerika Serikat saat ini. Seorang penduduk Amerika Serikat yang telah mengunjungi Nigeria didiagnosis dengan cacar monyet minggu lalu setelah kembali ke Texas, menurut CDC.
Namun cacar monyet adalah virus yang sama sekali berbeda dengan Monkey B. Virus cacar monyet dapat menyebabkan gejala seperti flu dan ruam dan terkait dengan cacar serta tidak semematikan Monkey B. Namun kedua virus itu sama-sama dapat menginfeksi manusia melalui kontak dengan hewan.
Setelah sampel darah dan air liur dokter hewan di Tiongkok itu dinyatakan positif virus Monkey B, dua rekannya di laboratorium juga dites dan dinyatakan negatif, menurut Washington Post.
Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1932. Hingga saat ini hanya ada kurang dari 100 kasus virus Monkey B yang terdiagnosis pada manusia, sebagaimana dikutip oleh Fox News. Salah satunya kasus pada Elizabeth R. Griffin, peneliti primata dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Virus Cacar Monyet Menginfeksi Manusia Lagi Setelah 18 Tahun Berlalu
Elizabeth R. Griffin meninggal pada tahun 1997 pada usia 22 tahun enam minggu setelah monyet-monyet melemparkan cairan yang terinfeksi virus Monkey B ke matanya. Infeksi yang terjadi pada Griffin ini sebenarnya dapat dicegah, tapi sayang diagnosis serta pengobatannya terlambat, kata biografi Griffin di situs web Elizabeth R. Griffin Research Foundation.
Keluarganya kemudian mendirikan organisasi untuk menghormatinya. Organisasi bernama Elizabeth R. Griffin Research Foundation ini berfokus pada pencegahan penularan penyakit melalui pelatihan keamanan hayati.
Menanggapi kasus kematian seorang dokter hewan di negaranya, otoritas kesehatan Tiongkok sendiri mengatakan perlu untuk "memperkuat pengawasan pada monyet-monyet makaka laboratorium dan para pekerja yang bertugas." Mereka juga menyatakan bahwa primata-primata di laboratorium ini dapat menimbulkan ancaman zoonosis potensial bagi para pekerja yang bertugas tersebut.
Baca Juga: Cara Cegah Infeksi Virus Nipah yang Berpotensi Jadi Pandemi Berikutnya
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Washington Post,Fox News |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR