Para peneliti dari Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia di bawah pimpinan Dr Eko Adhi Setiawan mengembangkan inovasi teknologi transfer energi listrik tanpa kabel.
Mengalirkan listrik dengan medium udara sebenarnya telah dirintis sejak masa abad ke-19 oleh Nikola Tesla menggunakan menara yang tingginya puluhan meter. Namun selain sangat berbahaya, cara ini sangat tidak efisien. Yang sedang dilakukan ilmuwan saat ini adalah menyempurnakan teknologi tersebut sehingga menjadi lebih aman serta efisien.
Penelitian Eko dan timnya menggunakan prinsip resonansi frekuensi gelombang elektromagnetik. Jadi, gelombang ditangkap oleh rangkaian penerima yang sudah diatur pada frekuensi yang sama.
Pancaran gelombang elektromagnetik bisa menembus dinding. Untuk pembuktian konsep ini, peneliti sempat membuat alat transfer listrik yang bisa menembus air dan beton. Di dalam eksperimen, lampu bisa menyala meski pemancar listriknya terpisahkan oleh tembok beton setebal 20 cm.
Salah satu aplikasi dari teknologi transfer energi listrik nirkabel ini nantinya dapat diterapkan untuk pengisian baterai ponsel ataupun semua perangkat elektronik berdaya kecil lainnya, tanpa memerlukan kabel.
Dr Eko mengatakan, transmisi gelombang elektromagnetik sudah dipastikan aman bagi manusia. Sebab besaran panjang gelombang diatur supaya tidak mempengaruhi tubuh makhluk hidup. Untuk ke depannya, ia meyakini teknologi ini amat potensial memberi manfaat yang sangat besar.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR