Petaka nuklir Chernobyl, Ukraina dan berbagai negara lainnya diabadikan dalam pameran foto "Dampak Berkelanjutan Petaka Nuklir di Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Kazakhstan, 25 Tahun Setelah Chernobyl" di Galeri Soemadja, Bandung. Dalam pameran yang berlangsung dari Minggu (11/9) hingga Rabu (28/9), fotografer Robert Knoth dan penulis Antoinette De Jong, mengabadikan dampak ledakan nuklir pada manusia dan lingkungan.
"Sebenarnya, melalui pameran ini, kami berusaha mengingatkan pada masyarakat bahwa bukan hanya Chernobyl dan Fukushima saja yang mengalami petaka nuklir. Beberapa negara, seperti Kazakhstan, Rusia, dan Belarusia juga patut menjadi perhatian masyarakat," ungkap Kurator Pameran, Malcolm Smith. "Kami ingin menunjukkan bahwa dampak nuklir yang berupa penyakit berkepanjangan itu harus diketahui masyarakat luas," tambahnya.
Ledakan nuklir di beberapa negara menyebabkan penyakit-penyakit yang sulit untuk disembuhkan, seperti tumor, kanker, kelainan kelenjar tiroid, keterbelakangan mental, dan sebagainya. Research Institute of Radiation Medicine memiliki koleksi janin dan bayi mati karena berbagai cacat yang mereka alami. Sungai tempat pembuangan limbah radioaktif pun digunakan oleh masyarakat untuk berenang dan mandi. Beberapa gedung bahkan tidak bisa ditempati sampai 900 tahun ke depan.
"Mereka tidak bisa pergi kemana-mana, mereka harus hidup dalam keadaan seperti seumur hidupnya," jelas Malcolm. Dia juga mengatakan bahwa penduduk di daerah yang terdampak takut untuk punya anak, alkoholik, tidak bisa pindah, tidak memiliki tanah, dan tidak punya harta. "Mereka tidak bisa pindah karena tidak punya dana, yang mereka miliki hanyalah tanah tak bernilai," jelas Malcolm.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR