CBD meredam beberapa efek samping THC yang berpotensi merugikan dan menangkal beberapa toksisitasnya. “[CBD] adalah semacam penstabil sistem,” kata Shad.
Ganja tentu bisa menimbulkan efek negatif, entah itu mual, paranoia, muntah, delusi, kebingungan atau kecemasan. Namun itu tidak mungkin membunuhmu dengan sendirinya.
Sementara bentuk alami ganja mungkin tidak cukup beracun untuk menyebabkan overdosis, Shad mengatakan bentuk sintetis baru dari THC yang saat ini tersedia di pasar ilegal seperti Spice atau K2 adalah cerita yang berbeda. Obat-obatan ini memiliki efek substansial dan bisa sangat beracun, karena tidak membawa unsur penyeimbang yang dimiliki ramuan tersebut.
"Mereka bisa sangat beracun, orang bisa mati karenanya," ucap Shad.
Baca Juga: Riset Terbaru: Ganja Medis Ampuh Turunkan Tekanan Darah Pasien Lansia
Shad juga menambahkan bahwa banyak dari obat THC sintetis ini adalah agonis penuh, bukan agonis parsial seperti bentuk THC yang lebih organik. Bahkan, ia dan rekan-rekan penelitinya pernah mengusulkan penggunaan CBD sebagai pengobatan potensial untuk toksisitas yang disebabkan oleh Spice atau K2.
Masalah lain muncul ketika ganja dicampur dengan zat lain, apakah itu psikedelik, opiat, atau obat-obatan buatan lainnya. "Itu bisa menurunkan keamanan relatif ganja," kata Shad.
Obat-obatan lain seperti itu juga dapat melawan keseimbangan antara THC dan CBD, sehingga memungkinkan unsur-unsur beracun yang biasanya dibatasi dalam ganja jadi lebih berbahaya. Akibatnya, menggabungkan ganja dengan obat-obatan seperti opiat atau kokain dapat menciptakan campuran beracun yang lebih besar sehingga akhirnya bisa juga menyebabkan overdosis hingga kematian.
Baca Juga: Riset Terbaru Ungkap Efek Senyawa Ganja dalam Redakan Rasa Sakit
Source | : | discovermagazine.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR