Upacara pamitan oleh kedua pengantin, GKR Bendara dan KPH
Yudanegara, Rabu(19/10) di Gedung Jene, Kompleks Keraton Yogyakarta
menandakan berakhirnya pernikahan agung Keraton Yogyakarta. Upacara
pamitan menjadi simbol bahwa kedua pengantin akan meninggalkan Keraton
Yogyakarta dan siap menjalani kehidupan rumah tangga yang baru.
Upacara pamitan ini dihadiri oleh Sultan dan GKR Hemas beserta
kerabatnya, kedua pengantin, dan besan Keraton. Dalam upacara ini,
Sultan HB X, memberikan wejangan kepada pengantin khususnya dalam
menjalani kehidupan kelak.
"Kehidupan keluarga yang harmonis didasari rasa kesetiaan,
kejujuran,saling menghormati dan menghargai antar keduanya," papar
Sultan.
Komunikasi yang harmonis,lanjut Sultan, perlu didialogkan dengan rasa
jujur dan ikhlas. Komunikasi ini penting karena menjadi dasar
integritas dalam keluarga. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi
pun harus menyejukkan, sopan, serta tidak menyinggung satu pihak.
Sultan pun berharap agar kedua pengantin bisa membangun cinta kasih pada
keluarga baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. GKR Hemas
menambahkan, untuk Jeng Reni khususnya, diharapkan dapat mengurus
kebutuhan rumah tangga dengan baik seperti perabot rumah
tangga, keuangan, anak, suami, dan lainnya.
Sementara itu, usai upacara pamitan, Jeng Reni dan Ubai akan tinggal di
sebuah apartemen di Kemang Village Jakarta Selatan. Desember mendatang,
Jeng Reni pun akan langsung melanjutkan studi S2 di bidang tourism dan
budaya di Inggris Utara. Kira-kira 2 tahun Jeng Reni dan Ubai akan
tinggal di sana. Untuk Ubay sendiri, tengah menunggu ijin dari kantornya
untuk meneruskan studi S3-nya.
"Sultan memang berharap semua putrinya dapat mengaplikasikan ilmunya di
tengah masyarakat Yogya. Untuk Reni, diharapkan dapat mengelola
pariwisata dan kebudayaan Yogya," ujar GKR Hemas.
Sementara itu, bulan madu kedua pengantin direncanakan ke Lombok. Namun
Jeng Reni sendiri masih bingung antara Lombok dan Bangka Belitung.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR