Status burung endemik Sulawesi, Maleo (Macrocephalon maleo) di sejumlah kawasan hutan konservasi Provinsi Gorontalo dinyatakan genting. Aktivitis Perhimpunan Burung Indonesia, Amsurya Arman Amsa, menjelaskan keadaan genting dari status burung tersebut disebabkan berbagai faktor.
Mulai menyusutnya tempat bertelur burung maleo akibat perambahan hutan dan kerusakan alam menjadi salah satu penyebabnya. "Burung maleo mencari tempat bertelur dan penetasan di kawasan yang mengandung panas bumi seperti di tepi pantai maupun dekat sumber mata air panas," kata Amsurya.
Ia menambahkan, status genting juga dipicu oleh predator ilmiah seperti ular dan anjing yang memakan telur maleo. Bahkan,manusia pun turut andil pula sebagai predator karena mencuri telurnya.
Menurutnya,salah satu cara mengatasi kepunahan adalah dengan melarang serta menindak tegas setiap perambahan maupun konversi kawasan hutan lindung. Hingga saat ini,burung Maleo di Gorontalo tersebar di beberapa tempat yaitu cagar alam Panua, Pohuwato, Hungoyono,serta kawasan hutan taman nasional Bogani Nani Wartabone. (Sumber:Burung.org.)
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR