Penelitian terbaru dari University College London dan Cambridge University menemukan bahwa zaman es diperkirakan akan memasuki Bumi pada milenium berikutnya, Namun, hal ini bisa juga tidak terjadi karena pemanasan dari emisi karbon meningkat. Simpulan ini didapat berdasarkan perubahan suhu mendadak di Greenland dan Antartika.
Perubahan suhu mendadak dan kontras itu dirasakan di Atlantik Utara dan Antartika. Samudra Atlantis Utara akan terus mendingin di saat Antartika menghangat, fluktuasi ini hanya terjadi jika gunung es yang ada cukup besar untuk merubah sikulasi laut.
Peneliti dari University College London, Chronis Tzedakis menguju kondisi sekarang yang dilihat dari suhu rata-rata serta radiasi matahari. Dia menemukan bahwa ada tahap di mana Bumi pernah memliki suhu yang sama seperti sekarang, yaitu Marine Isotope Stage 19 (MIS19), atau sekitar 780.000 tahun lalu, walaupun dengan kadar CO2 yang berbeda.
Menurut Chronis, fenomena yang disebut dengan insolasi adalah kunci dari perubahan suhu ini. Insolasi adalah distribusi radiasi matahari musiman yang memberikan variasi pada orbit bumi selama puluhan ribu tahun. Variasi itulah yang dapat memicu terjadinya pendinginan, menurut para peneliti.
"Jika dibandingkan dengan MIS19, maka zaman sekarang meyiratkan bahwa interglasial akan mendekati tahap akhir, jika kadar CO2 sama pada zaman itu," ungkap para peneliti.
Insolasi yang terjadi sekarang, miskin akan pertumbuhan es yang merupakan efek dari pemanasan global yang terjadi. Sampel dengan menggunakan plankton dan inti es yang ada membuktikan adanya peran pemanasan global dalam penciptaan zaman es yang tidak kunjung datang tersebut.(popsci)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR