Energi nuklir siap dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu energi cadangan selain minyak dan gas bumi. Sayangnya, pengembangannya masih terkendala dengan ketidaksiapan masyarakat untuk menggunakannya.
"Sebelum energi kita habis, nuklir sudah disiapkan," ujar Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Yogyakarta, Senin (6/2).
Menurutnya, mengembangkan energi nuklir di Indonesia bukanlah persoalan mudah. Kendati tenaga ahli dan peralatan sudah tersedia, masyarakat dinilai belum siap untuk menggunakannya. Saat ini, masyarakat Indonesia masih terkonsentrasi dengan energi dari minyak dan gas bumi. Padahal, keberadaannya sendiri sudah kian menyusut.
Terkait kesiapan masyarakat untuk penggunaan nuklir, Gusti mengatakan bahwa peranan Dewan Riset Nasional sangatlah besar. "Dewan Riset Nasional akan membawahi penelitian penelitian terkait ketahanan energi. Merekalah yang akan melihat persoalan yang terjadi di masyarakat dan diharapkan dapat memberikan solusinya," tambahnya.
Pengembangan energi nuklir merupakan salah satu penelitian prioritas Kemeristek kaitannya dengan ketahanan energi. Saat ini pula, Pemerintah juga akan melakukan pengembangan energi dari panas bumi.
"Panas bumi baru dimanfaatkan satu persen saja, padahal di Indonesia memiliki 40 persen panas bumi di Indonesia," kata Gusti.
Untuk melakukan pengembangan energi nuklir ini, Kemenristek sudah melakukan kerjasama dengan sejumlah kembaga penelitian. Di antaranya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR