Pembangunan empat klaster museum di situs manusia prasejarah Sangiran masih kekurangan dana. Sejak dibangun pada 2002 hingga sekarang, baru satu klaster, Krikilan, seluas 1,6 hektar yang selesai dibangun. Masih ada tiga klaster yang akan dikembangkan jadi museum dan membutuhkan dana sekitar Rp15 miliar.
"Ketiga klaster direncanakan selesai 2015, tetapi tahun ini kucuran dana untuk Sangiran hanya Rp1,5 miliar," kata Wakil Menteri Pendudukan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti, Jumat (17/2).
Sebagi situs manusia prasejarah, Sangiran menyimpan informasi sangat penting bagi dunia penelirian kaena di situs seluas 56 kilometer persegi itu tersimpan jejak evolusi manusia atau pun lingkungannya selama dua juta tahun tanpa putus. Selain Krikilan, ketiga klaster yang akan dibangun di Sangiran adalah Ngebung, Bukuran, dan Dayu. Pembangunan klaster Krikilan telah menghabiskan dana Rp37,5 miliar.
Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Harry Widianto mengatakan, Sangiran juga akan mengusulkan kepada UNESCO untuk menjadi Category 2 Centers UNESCO. Dengan kategori 2 ini berarti UNESCO akan ikut membiayai Sangiran, selain Pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah setempat.
Dengan bergabung di Kategori 2, Sangiran juga akan memiliki hubungan ke berbagai situs serupa di dunia seperti Zhoukoudian di China, Swartkrans di Afrika Selatan, dan Koobifora di Afrika Timur. "Kalau bisa masuk kategori 2, Sangiran bisa menjalin program kerja sama dengan situs-situs serupa lainnya," kata Harry. Selain itu, Sangiran akan dipublikasikan secara internasional. (Sumber: Kompas)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR