Mobil listrik dari universitas Gadjah Mada Yogyakarta, eSemar, siap dikembangkan menjadi produk nasional. Selain sistem transportasi rendah emisi, mobil listrik ini memiliki efisiensi bahan bakar hingga 80 persen.
Mobil listrik ini sudah mulai dijalankan tahun lalu untuk mewujudkan visi kampus, Educopolis, atau menciptakan lingkungan kondusif dan tanggap terhadap iso ekologi. "Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) tertarik dengan mobil listrik UGM dan ingin mengembangkankannya menjadi city car yang lebih nyaman di kancah nasional," papar Ketua Tim Pengembang Mobil Listrik Jayan Sentanuhady usai acara Peresmian Mobil Listrik Rendah Emisi, di UGM, Rabu (28/3).
Jayan menceritakan, mobil listrik UGM ini awalnya hanya berdasar konsep ekperimen. Mobil ini dikembangkan dengan komposisi 30 persen komponen lokal dan sisanya dengan komponen impor. Mobil ini tidak memiliki rem secara fisik dan menggunakan mesin AC. Berdasarkan pengakuan Jayan, tantangan mobil listrik adalah pada aki yang harganya mahal.
"Mobil ini harus di-charge berulang-ulang dan masa periodisasinya hanya dua tahun. Jarak tempuhnya pun hanya sekitar 50 km/jam," ujar Jayan.
Dalam rangka pengembangan ke produk nasional, mobil ini akan dikembangkan dengan menggunakan sistem hybrid yang memiliki tiga sumber energi, yakni baterai, solar cell, dan LPG Engine. Deep cycle battery sebagai penggerak primer utama primer dan solar cell serta CNG dedicated engine sebagai penggerak sekunder. Komponen lokal yang semula hanya 30 persen akan dikembangkan menjadi 70 persen.
Pada tahun 2012-2013 ini, pihaknya beserta perguruan tinggi yang ditunjuk oleh Presiden akan melakukan riset lebih lanjut. Setelah riset, katanya, prototipe mobil akan dikembangkan dan pada 2015, mobil ini siap diproduksi massal. "Harga mobil listrik ini hampir setara dengan mobil lainnya, bisa mencapai lebih dari Rp200 juta," tambahnya.
Sementara itu, pada tahun 2013, UGM akan mengembangkan green bus dengan menggunakan sistem hybrid. Sumber energinya pun 100 persen berasal dari deep cycle accu ditambah dengan generator listrik dengan prime mover CNG Engine sebagai pendukung. Bus ini nantinya akan dirancang tanpa kaca jendela.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR