Hujan salju yang terjadi di musim semi telah memecahkan rekor hujan salju terbanyak sejak 60 tahun terakhir di Anchorage, kota terbesar di Alaska, Amerika Serikat. Setelah dihujani oleh curah salju dua kali lipat dibanding yang biasa mereka alami, warga memperkirakan, secara total, salju yang turun di musim ini melampaui catatan 336,8 cm yang turun di musim dingin tahun 1954-1955.
“Hujan salju setebal 8,64cm yang turun akhir pekan lalu membuat total ketebalan salju yang turun di alaska mencapai 339,34cm,” kata Shaun Baines, meteorolog dari National Weather Service. “Diperkirakan, kalaupun ada tambahan curah salju, jumlahnya tidak akan mencapai 2,5cm,” ucapnya.
Cuaca ekstrim sendiri tak hanya menyerang alaska. Sebanyak 48 negara bagian lain di Amerika Serikat juga mengalami hal serupa. Selama tiga bulan pertama di 2012, mereka mendapatkan serangan tornado dua kali lipat lebih banyak dan juga mengalami musim dingin terhangat sepanjang sejarah.
Dua fenomena alam yang berbeda, yakni La Nina dan saudaranya yakni Arctic Oscillation, disebut sebagai penyebab cuaca tak lazim tersebut. Selain itu, meteorolog dan ilmuwan pengamat iklim menyatakan, pemanasan global juga bisa menjadi faktor pemicu karena pemanasan global bertugas meningkatkan hadirnya cuaca ekstrim.
Yang pasti, untuk ukuran Alaska sendiri, curah salju yang turun di Anchorage merupakan yang terburuk. Para petugas terpaksa bekerja tanpa henti untuk membersihkan jalan dan menyingkirkan lebih dari 1,91 juta meter kubik salju ke tempat pembuangan salju yang sudah hampir penuh. Angka total salju yang disingkirkan itu sendiri belum termasuk salju yang harus dibersihkan oleh petugas pemerintah.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR