Nationalgeographic.co.id—Fosil semut neraka (hell ant) prasejarah yang telah punah berusia 99 juta tahun lalu ditemukan dalam resin pohon. Di fosil ini, tampak semut sedang menjepit mangsanya dengan rahang berbentuk sabit.
Penelitian terbaru ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology. Dalam penelitian itu ditemukan gambaran terperinci tentang mandibula sabit dan tanduk seperti sabit yang memberi semut ini dijuluki sebagai semut neraka.
"Semut neraka memiliki dua ciri yang tidak ditemukan pada spesies yang hidup: mandibula seperti sabit yang sangat terspesialisasi dan beragam tanduk yang ada di dahi," Phillip Barden, ahli paleontologi di Institut Teknologi New Jersey, Katie Hunt dikutip CNN.
Semut adalah salah satu mahluk hidup paling beragam di planet Bumi. Hewan ini merupakan anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Sampai saat ini, para ilmuwan telah mengindentifikasi lebih dari 12.500 jenis (spesies), yang sebagian besar hidup di kawasan tropika.
Ahli paleontologi telah lama menduga bahwa mulut unik dari 16 spesies semut neraka yang diketahui berengsel tertutup secara vertikal, bukan horizontal seperti yang terjadi pada semua spesies semut hidup.
Spesimen yang baru ini dideskripsikan sebagai bukti kuat pertama bahwa memang demikianlah cara kerja rahang tajam semut purba ini.
"Satu-satunya cara agar mangsa dapat ditangkap dalam pengaturan seperti itu adalah bagian mulut semut bergerak ke atas dan ke bawah ke arah yang tidak seperti semua semut hidup dan hampir semua serangga," kata Barden dalam sebuah pernyataan.
Semut neraka yang terkunci di dalam fosil resin pohon ini adalah Ceratomyrmex ellenbergeri dan mangsanya, yang kepalanya terjepit di antara rahang semut, adalah kerabat kecoa yang disebut Caputoraptor elegans.
Baca Juga: Jamur Parasit Ditemukan Tumbuh di Fosil Semut Berusia 50 Juta Tahun
"Begitu mangsanya dicengkeram dengan cara ini, semut kemungkinan besar pindah ke sengatan yang melumpuhkan, kita tahu bahwa sengatan semut neraka berkembang dengan baik," kata Barden kepada Hannah Osborne.
Lebih lanjut, Barden berhipotesis nasib mengerikan yang mungkin telah menunggu nimfa kecoa setelah dilumpuhkan oleh sengatan semut, yakni semut neraka dewasa kemungkinan membuat sayatan kecil di tubuh lunak larva dan meminum darah generasi berikutnya (disebut hemolimfa pada serangga).
"Pada dasarnya, mereka menggunakan saudara dan keturunan mereka sendiri sebagai sistem pencernaan sosial,” kata Barden kepada Live Science.
Baca Juga: Menyakitkan, Suku Mawe Gunakan Semut Peluru Untuk Menguji Kedewasaan
“Kami tidak memiliki bukti langsung tentang hal itu di sini, tetapi itu bisa menjadi sesuatu yang sedang terjadi," sambungnya.
Bagi mereka yang khawatir dengan imajinasi Barden, inspirasi untuk pemandangan mengerikan ini adalah spesies hidup yang disebut semut Dracula.
Sejak penemuan ini, para ahli masih bertanya-tanya mengapa semut neraka bisa memiliki mulut yang berbeda dengan semut yang hidup di Bumi saat ini. Fosil langka tersebut menunjukkan bagaimana gaya makan yang dipilih semut neraka. Berlawanan dengan serangga purba ini, semut modern dan hampir semua heksapoda lainnya memiliki rahang yang hanya bergerak pada sumbu horizontal atau dari samping ke samping, bukan dari atas ke bawah.
Baca Juga: Semut Mempelajari Kesalahan untuk Hindari Jebakan Atau Predator
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | CNN,Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR