Para petugas dari US Fish and Wildlife Service tengah menggodok apakah mereka akan memberikan perlindungan khusus terhadap eastern diamondback rattlesnake (Crotalus adamanteus), spesies ular berbisa yang tengah terancam punah. Dikutip dari Associated Press, lembaga itu mengumumkan rencana tersebut karena hewan yang panjangnya bisa mencapai 2,5 meter itu menjadi target perburuan di seluruh kawasan tenggara Amerika Serikat untuk diambil daging dan kulitnya.
Sejauh ini, menurut catatan AP, tak ada batasan seputar berapa jumlah eastern diamondbacks yang bisa diburu di sejumlah negara bagian, seperti South Carolina, Georgia, Florida, Mississippi, Alabama, dan Louisiana. US Fish and Wildlife Service sendiri telah menyetujui penelitian lebih lanjut terkait penurunan jumlah spesies ular tersebut dan akan menghabiskan 12 bulan ke depan untuk menyelesaikan penelitian ilmiah. Termasuk mengumpulkan pendapat dari publik terkait apakah hewan itu akan dimasukkan ke daftar spesies terancam punah atau tidak.
“Eastern diamondbacks musnah sangat cepat di seluruh kawasan tenggara Amerika Serikat, dan di beberapa negara bagian, mereka kurang lebih telah punah,” kata Collette Adkins Giese, pakar reptil dan amphibi dari Center for Biological Diversity. “Mereka butuh perlindungan dari Endangered Species Act untuk dapat bertahan,” ucapnya.
Saat ini, kata Dan Everson, Deputy Field Supervisor, US Fish and Wildlife Service, pihaknya tengah berupaya maksimal untuk menjaga hewan yang cantik ini tetap hadir di tengah-tengah manusia. Namun, tidak semua pihak sepakat dengan upaya yang dilakukan tersebut. “Kami tidak yakin apakah kita akan mendapatkan banyak simpati karena menempatkan salah satu spesies ular yang paling berbahaya di dunia ke dalam daftar spesies terancam punah,” kata Chris Murphy, juru bicara pemerintah negara bagian South Carolina.
Eastern diamondback merupakan ular berbisa paling berbahaya ke-23 di dunia. Mereka merupakan spesies asli asal kawasan tenggara Amerika Serikat. Populasi utama mereka adalah di dataran rendah dan hutan pinus yang dulu luasnya sempat mencapai 90 juta hektar. Namun, maraknya perburuan dan penebangan hutan membuat habitat mereka kini hanya tersisa sekitar tiga juta hektar saja.
“US Fish and Wildlife Service kini tengah mengumpulkan pendapat dari sejumlah lembaga dan negara bagian dan juga publik sebelum menentukan apakah spesies ular yang tengah terancam punah ini akan dimasukkan ke daftar resmi. Jika tidak dimasukkan ke daftar terancam punah, maka tidak akan ada tindakan yang akan dilakukan untuk menyelamatkannya,” sebut Everson.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR