Pada 2012 ini, Kementerian Lingkungan Hidup tengah mengembangkan program kampung iklim. Program ini merupakan bentuk pencegahan untuk menanggapi adanya perubahan iklim. Kepala Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Jogja Christina Endang mengatakan, untuk di Yogyakarta ada tiga kampung yang dipilih yakni, Kampung Gambiran, Pandeyan, dan Umbulharjo
“Kampung itu dipilih karena sudah sukses sebagai kampung hijau. Mereka konsen dalam pengolahan sanitasi air, pengelolaan sampah, dan pemeliharaan sungai ,” ujar Christina, beberapa hari lalu di Yogyakarta.
Program itu menjadi penting sebab perubahan iklim semakin dapat dirasakan. Di Yogyakarta,perubahan iklim berimbas pada panas yang semakin menyengat dan adanya perubahan pola cocok tanam yang dilakukan petani.
Ditambahkan Christina, pemanasan global sesungguhnya adalah akumulasi dari pencemaran udara yang terjadi di seluruh dunia. Sedangkan di Yogyakarta, peningkatan jumlah kendaraan bermotor turut menyumbang pencemaran udara.
Dari pemantauan kualitas udara oleh pihak yang bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Jogja terpantau kualitas udara ambient dari 2009 sampai 2010 mengalami trend peningkatan. Pada 2009,di Jalan Malioboro misalnya, tercatat parameter karbon monoksida sebesar 8112 mg/m3. Sedangkan pada 2010 masing-masing 157556 mg/m3. Padahal baku mutu karbonmonoksida berdasar SK Gubernur DIY 153/2002 adalah 30.000mg/m3.
Tak hanya peningkatan kendaran bermotor, penggunaan AC pun mempengaruhi perubahan iklim. Ia berharap, hendaknya penggunaan AC digunakan sesuai kebutuhan. "Warga perlu peka terhadap hal-hal yang berpengaruh terhadap perubahan iklim. Menjaga lingkungan adalah hal yang perlu disosialisasikan terus menerus," kata Pieter Lawazal, Kasi Pemulihan Lingkungan BLH.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR