Nationalgeographic.co.id—Sangat sulit membayangkan bagaimana seorang Christopher Columbus pada tahun 1492 mencoba memprediksi Amerika saat ini. Mungkin seperti itulah tantangan yang dihadapi oleh para ilmuwan yang membuat beberapa perkiraan tentang masa depan. Memang, beberapa di antaranya ada yang cukup akurat, tetapi mencoba menerka keadaan Bumi direntang waktu 500 tahun dari sekarang adalah sangat sulit, apalagi dengan banyaknya faktor yang memengaruhinya.
Proses utama yang dapat mengakibatkan perubahan pada planet kita terdiri dari dua jenis, yaitu secara alami melibatkan bagaimana cara planet ini berputar dan bergerak mengelilingi Matahari, sedangkan hal lain yang berpengaruh adalah bentuk kehidupan, di mana manusia memiliki peran utama dalam banyak hal terhadap perubahan yang dialami oleh Bumi.
Heather Thakar, asisten profesor di Departemen Antropologi, adalah bagian dari tim yang meneliti tentang hal ini.
“Tim kami mensintesis data arkeologi yang disediakan oleh para ahli dari seluruh dunia untuk menetapkan lini masa ketika orang-orang di berbagai belahan dunia mulai mengintensifkan penggunaan lahan dengan cara yang berbeda,” kata Thakar.
“Pikirkan seperti ini: ketika manusia mulai mengintensifkan penggunaan lahan dengan cara yang berbeda, sering kali dikaitkan dengan peningkatan produksi pangan, mereka juga mulai mengubah lanskap dan ekologi lokal dengan cara yang signifikan dan bertahan lama, seperti kepunahan dan penggundulan hutan yang didorong oleh manusia," kata Thakar. “Kami telah menetapkan bahwa dampak manusia yang intensif pada lingkungan lokal dimulai jauh lebih awal daripada yang diperkirakan banyak peneliti sebelumnya. Pekerjaan ini memberikan konteks sejarah yang penting untuk dampak percepatan kita yang cepat di Bumi.”
Sementara itu, Bumi itu sendiri sedang bergerak. Ia bergoyang, sudut kemiringannya bahkan berubah dan orbitnya pun turut berubah membawa planet kita ini lebih dekat atau lebih jauh dari Matahari. Hal ini menjadi faktor yang bertanggung jawab pada terciptanya zaman es.
Milutin Milanković, seorang ahli matematika dan iklim Serbia yang brilian, pada tahun 1941 mendalilkan bahwa variasi dalam orbit Bumi dapat mendorong iklim planet masuk atau keluar dari zaman es. Penurunan yang secara bertahap serta kenaikan suhu yang meningkat tajam selama jutaan tahun tentunya sangat berdampak pada kondisi kehidupan di Bumi. Yang pada akhirnya menyebabkan evolusi kita sendiri.
Lima ratus tahun tidak terlalu lama dalam hal geologi. Pengaruh besar kedua di Bumi adalah makhluk hidup. Efek kehidupan di planet ini lebih sulit untuk diprediksi. Jika kita mengganggu satu bagian dari ekosistem, maka dapat membuat banyak hal lainnya menjadi berantakan. Penebangan hutan yang dilakukan oleh manusia akan dapat menghancurkan habitat satwa liar tertentu. Sehingga ada beberapa spesies yang berpindah tempat, hal ini justru semakin mengganggu ekosistem lainnya.
Tren lainnya yang sedang dihadapi oleh Bumi adalah pemanasan global. Di mana para ilmuwan semakin menyoroti ekspansi manusia dari ‘efek rumah kaca’, yaitu pemanasan yang terjadi ketika atmosfer menjebak panas yang memancar dari Bumi ke luar angkasa. Gas-gas tertentu di atmosfer menghalangi panas ini untuk keluar. Gas berumur panjang yang tetap semi-permanen di atmosfer dan tidak merespon secara fisik atau kimia terhadap perubahan suhu digambarkan sebagai "pemaksaan" perubahan iklim.
Orang-orang telah menyebabkan perubahan iklim, sebagian besar dengan membakar bahan bakar fosil yang melepaskan lebih banyak gas rumah kaca ke atmosfer daripada yang dapat ditangani oleh planet dan atmosfer. Akibatnya terlalu banyak menghasilkan karbon dioksida yang memicu suhu menjadi naik, dan itu dapat menyebabkan hari-hari musim panas yang berbahaya serta mencairnya es di Greenland dan Antarktika. Bumi sekarang kehilangan 1,2 triliun ton es setiap tahunnya. Dan itu akan menjadi lebih buruk.
Bisa dibayangkan sendiri apa dampak dari mencairnya lapisan es ini, yang menyebabkan air laut menjadi naik, serta menyebabkan daerah pesisir banjir.
“Tidak mengherankan jika es di planet kita mencair,” kata Robin Bell, seorang ahli lapisan es kutub di Lamont-Doherty Earth Observatory di Universitas Columbia. “Kita telah menaikkan suhu, dan seperti yang Anda dapat saksikan es batu di gelas Anda meleleh pada hari musim panas, tindakan kita saat ini telah mencairkan es planet kita,” sambungnya.
Itulah yang sedang dihadapi Bumi saat ini. Perubahan ini dapat menyebabkan planet yang sangat berbeda dalam rentang waktu 500 tahun ke depan, sebagian besar tergantung pada seberapa besar keinginan manusia untuk mengubah cara mereka. Pemanasan planet juga dapat berkontribusi pada cuaca ekstrem seperti gelombang panas, badai, dan kekeringan yang dapat mengubah daratan. Semua bentuk kehidupan di Bumi pun terancam punah. Dan hal itu sudah mulai terjadi.
Kembali ke Christopher Columbus, dia mungkin tidak bisa membayangkan keadaaan permukaan Bumi saat ini, adanya jalan raya yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kendaraan, gedung-gedung bertingkat yang menjulang tinggi, ataupun semakin maraknya orang-orang yang memakai telepon genggam. Sudah dipastikan, teknologi semakin jauh ke depan akan terus berkembang. Sayangnya, belum ada satu teknologi pun yang dapat mengatasi perubahan iklim Bumi saat ini.
Jadi, bagaimana Bumi di masa depan 500 tahun dari sekarang? Mungkin jawabannya terletak di perilaku manusia itu sendiri. Karena penghuni Bumi yang paling sukses saat ini adalah umat manusia.
Source | : | theconversation.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR