Malu bertanya, sesat di jalan. Pepatah ini menunjukkan pemandu perjalanan orang Indonesia tempo doeloe: bertanyalah pada warga setempat.
Budaya bertanya alilh-alih memanfaatkan panduan tertulis dan perangkat teknologi, masih ada. Sisi baiknya, menunjukkan keramahtamahan, semangat menjalin keakraban dengan warga setempat, dan menghargai kearifan lokal warga yang tahu sisi-sisi terbaik dan yang harus diberi perhatian khusus ketika menjejalah suatu wilayah.
Di sisi lain, di Indonesia telah tumbuh komunitas penggemar dan pengguna Global Positioning System (GPS), seperti www.navigasi.net atau ID GPS (www.oocities.org/id_gps/). GPS yang awalnya dikembangkan pada 1973 oleh Angkatan Udara Amerika Serikat untuk kepentingan militer di masa perang dingin, dimanfaatkan warga sipil untuk berbagai keperluan. Seperti navigasi perjalanan baik penjelajahan ilmiah maupun rekreasi petualangan alam.
Tampilan perangkat GPS kini pun laiknya perangkat smartphone – seukuran genggam untuk dikalungkan atau disimpan di saku, mudah digunakan awam, multifungsi, tahan banting dan cuaca. “Sumber energi penggeraknya pun dirancang dengan memperhitungkan kondisi. Bisa berhari-hari di lapangan yang jauh dari listik pemasok energi baterai,” tutur Gatot P. Laksono, CAD & Survey Systems Division Manager PT Datascrip yang meluncurkan distribusi Magellan eXplorist 110, 310, 510, 610 dan Pro 10 produksi California, Selasa (4/12) di Jakarta.
GPS ini dilengkapi backpack solar cell dengan customized thin film. Untuk menangguk energi saat siang dan power bank untuk pasokan saat malam. Serta mendukung kemampuan awal energi dua baterai AA selama 18 jam penuh.
Perangkat GPS ini pun dirancang tahan air. “Tetap berfungsi baik ketika tercebur ke air sedalam sampai satu meter, di suhu sampai minus 70 derajat Celcius, dan tetap utuh saat terjatuh,” tambah Gatot.
Layar pada kelima seri Magellan ini jelas terbaca di bawah sinar matahari dengan chipset sangat sensitif yang mampu menghasilkan ketepatan tiga hingga lima meter dan dapat merekam ratusan titik arah, jalur, dan rute.
Perangkat ini sudah dilengkapi dengan Magellan World Edition Map preloaded yang mencakup area jalan di lebih dari 200 negara. Mendukung perilaku paperless dengan geocaching berbagai karakteristik unik beserta atributnya yang dapat diunduh.
Pemakai bisa menjalankan aneka menu informasi bersamaan seperti kompas mini, data navigasi (lintang, bujur, jarak). Tiap pemakai GPS bisa mulai menandai perjalanan dari satu titik, merekam setiap langkah, memantau jarak tempuh, kecepatan rata-rata, dan ketinggian lewat data statistik dari jalur yang dilalui bahkan mampu memandu kembali ke titik awal perjalanan.
Magellan Xplorist seri 510, 610 dan Pro 10 dilengkapi layar sentuh berwarna berukuran 3.0 inci, kamera 3,2 megapiksel, mikrofon, dan speaker yang berfungsi seperti video, dan memory card tambahan. Magellan eXplorist 110, 310, 510, 610 dibanderol Rp2.00.000 hingga Rp5.410.000. Sementara eXplorist Pro 10 seharga Rp.14.800.000.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR