Setiap tahun, masyarakat kota Bandung berkesempatan melihat fenomena migrasi burung layang-layang asia (Hirundo rustica). Burung ini berasal dari Jepang dan bermigrasi memasuki bulan September dan Oktober.
"Namun puncak kedatangan burung burung migrasi itu Desember. Januari, burung layang-layang api sudah berkurang, dan balik pada Maret hingga April," kata Abdul Rahman Hafif, Koordinator Program Birds Conservation Society (Bicons) seperti dilansir dari Mongabay Indonesia, Rabu (2/1).
Burung layang-layang asia memiliki morfologi tubuh sekitar 15 hingga 20 sentimeter. Warna biru metalik pada bagian dorsal, putih pada ventral, garis biru di dada, dan warna orange hingga merah di bagian dagu. Burung jenis ini memiliki ekor cagak agak dalam berbentuk V, dan hidup berkelompok.
"Tahun ini, sekitar 2.581 ekor burung pindah ke Mohammad Toha (nama jalan di Bandung). Uniknya, kedatangan mereka selalu di tempat dan waktu yang sama," tambah Hafif.
Disebutkannya lagi, burung-burung ini terpisah dalam beberapa kelompok pada pagi hari dan terbang ke arah berlainan untuk mencari pakan. Namun saat senja, mereka kembali berkumpul di tempat yang sama, berakrobat lalu kembali menempati pohon yang sama.
"Kita belum tahu persis kenapa lokasi persinggahan burung ini di situ terus. Kita sedang meneliti faktor apa yang menjadikan tempat itu dijadikan persinggahan," kata Gema Ikrar, Manager Sistem Pengolahan Informasi Bicons.
Habitat paling umum tempat singgah burung ini biasa di kabel listrik. Pemandangan ini bisa dilihat di kawasan Ciranjang-Cianjur, yang juga tempat migrasi burung ini. Di sana, mereka terlihat rapi berjajar di sepanjang aliran kabel listrik seperti berbaris.
Sementara di Kalimantan, burung-burung ini menempati rangkai bangunan pabrik."Kesimpulan sementara, habitat umum biasa selalu ditentukan keberadaan pakan. Di lokasi itu mungkin banyak serangga karena pakan yang dikonsumsi burung itu serangga," ucap Gema.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR