Sebanyak 19 ekor bayi buaya Siam (Crocodylus siamensis) dilepasliarkan ke daerah lahan basah seperti sungai dan rawa di Laos, oleh kelompok dari Wildlife Conservation Society (WCS) Laos. Upaya ini dilakukan demi mendorong peningkatan spesies yang diperkirakan tersisa hanya 250 individu di alam bebas tersebut.
Para buaya yang dilepas merupakan bayi-bayi buaya yang telurnya ditetaskan di Kebun Binatang Laos, semenjak ditemukan dalam suatu survei satwa liar di Provinsi Savannakhet, Laos bagian selatan, pada tahun 2011.
Buaya Siam bisa tumbuh sampai tiga meter, tapi buaya yang ada sekarang ini baru memiliki panjang sekitar 70 sentimeter (27 inci). Mereka akan tetap dimonitor secara berkala tim konservasionis WCS.
Ahli biologi konservasi pada WCS, Alex McWilliam mengatakan, bahwa pihaknya pun mengembangkan program berbasis masyarakat dalam mengembalikan populasi buaya Siam, dengan berfokus pada insentif yang meningkatkan taraf kehidupan setempat.
"Kami percaya program kolaborasi ini merupakan sebuah langkah penting, signifikan, untuk konservasi jangka panjang, bagi spesies buaya sekaligus lingkungan habitat perairan tawar," imbuh McWilliam.
Buaya Siam sekarang terancam kepunahan di wilayah-wilayah sebarannya, dan bahkan banyak yang telah punah secara lokal. Menurut International Union for Conservation of Nature, spesies ini tergolong kritis (critically endangered) akibat perburuan liar dan hilangnya habitat di banyak area jangkauannya di wilayah Asia Tenggara dan bagian dari Indonesia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR