Untuk ketujuh kalinya, kecantikan kota Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku, diisi dengan Festival Teluk Ambon yang dimulai 27 - 29 September 2013 mendatang. Pemerintah setempat percaya diri dengan meluaskan penyelenggaraan ke seluruh penjuru wilayah Seram Barat dan tidak berpusat di Ambon sahaja.
Hal yang wajar, mengingat pesisir di sepanjang region Seram Barat, salah satu kabupaten di Maluku, molek untuk dipamerkan. Naturalis Alfred Russel Wallace menuliskan dalam perjalanannya ke Ambon pada tahun 1857, 1859, dan 1860, bahwa kota ini adalah permukiman Eropa di belahan timur.
Maluku kemudian juga menjadi salah satu sumber ide Wallace mengenai garis khayal pembagi kekayaan flora dan fauna di Nusantara. Garis Wallace, demikian garis imajiner itu disebut, membagi secara zoografis pulau-pulau di Sumatra, Jawa, Kalimantan di sebelah barat, dengan pulau di Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua di sebelah timur.
Kekayaan alam Ambon ini, ditambah kebudayaan setempat, menjadi kunci utama perhelatan Festival Teluk Ambon 2013. Salah satu acara yang paling dinanti adalah balap perahu tradisional Arumbae Manggarube.
"Dalam balap ini, kapal yang membawa 28 hingga 31 pendayung akan bersaing untuk mencapai garis akhir lebih dulu," demikian deskripsi yang dilansir dari situs resmi pariwisata Indonesia.
Ditampilkan pula adu cepat perahu Semang, kali ini pesertanya merupakan kaum Hawa yang menggunakan baju tradisional Maluku. Tidak kalah menariknya dengan lomba memancing tradisional, melukis, dan mendongeng kisah-kisah leluhur tanah Amboina.
Bagi Anda para pelancong yang berminat bergabung, dibuka pula kompetisi foto bawah air. Untuk sekarang, luangkan dulu waktu Anda untuk berkunjung ke Ambon pada September nanti.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR