Ada hal mengasyikkan seputar lumpia Semarang. Mari kita datangi pusatnya di Gang Lombok, mencicipi langsung camilan berbahan tumis rebung campur udang, daging ayam dan telur kocok dibungkus kulit tepung sangat tipis yang disajikan bisa basah atau digoreng kering. Para pengusaha telah berkompetisi demi mempertahankan kesedapan hidangan ini, sehingga resep masing-masing pun dirahasiakan. Sesudahnya, telaah wisata budaya nan menarik, dengan bertandang ke Kelenteng Tay Kak Sie.
Sebuah gang ternama ini berada di Kampung Pecinan Kelurahan Kranggan, Semarang. Sebuah kawasan yang menjadi permukiman warga keturunan Tionghoa sejak berabad-abad lamanya. Awalnya, nenek moyang mereka tinggal di Pragota, kawasan Gedong Batu, lantas dipindahkan penguasa Belanda ke lokasi sekarang dengan alasan agar lebih mudah diawasi. Penetapan retribusi tarif masuk ke Kelenteng Sam Poo Kong di Gedung Batu yang ditetapkan kepada para warga pemukim Kampung Pecinan di masa silam telah menggerakkan mereka untuk membangun sarana peribadatan di lokasi kediaman mereka sendiri. Salah satunya adalah Kelenteng Tay Kak Sie yang berdiri sekitar 1746. Satu hal unik, dari 11 kelenteng besar di Semarang, 10 di antaranya berada di Kampung Pecinan. Berarti, bila Anda sudah menjelajah seluruh kelenteng dalam kawasan ini, hanya satu “hutang” tersisa, yaitu bertandang ke Kelenteng Sam Poo Kong di Gedung Batu.
Selain Gang Lombok, terdapat Gang Warung yang terkenal dengan gelaran Pasar Semawis, sebuah sentra kuliner dan budaya Tionghoa yang buka setiap malam Jumat sampai Minggu. Inilah destinasi kuliner khas Pecinan di Semarang. Bagi pesantap hidangan non-halal tersedia berbagai pilihan masakan khas Peranakan seperti sate babi, bakcang serta aneka mi. Sedang penikmat makanan halal tersedia bubur, es campur, es durian sampai pisang plenet, kue serabi dan aneka bubur. Pengunjung juga dapat berbelanja berbagai aksesori Cina seperti busana sampai batu giok berkhasiat pengobatan dan perbaikan nasib.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR