Canine Distemper Virus (CDV) biasa menjangkiti anjing. Tapi studi mengungkap bahwa ternyata CDV tak hanya menjangkiti anjing karena pada tahun 2000 dilaporkan virus ini menyerang seluruh keluarga karnivora mulai dari rakun, dubuk, hingga singa.
Terbaru, penyakit ini mengancam spesies yang terancam punah dan dilindungi yakni harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae).The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan dari 400 hingga 500 harimau sumatra yang saat ini tersisa, hanya 176 hingga 271 yang mampu berkembang biak.
Dengan adanya CDV, makin menambah ancaman bagi spesies ini untuk mampu bertahan hidup. CDV dapat mengakibatkan kerusakan otak, di mana menyebabkan kucing besar ini dapat kehilangan rasa takut alamiah mereka terhadap manusia.
Mereka akan mengembara ke desa-desa dan gagal melarikan diri dari para pemburu gelap. Dan pada akhirnya, hidup mereka bisa berakhir dengan tembakan dari pemburu.
"Ancaman besar yang dihadapi harimau yaitu hilangnya habitat, degradasi, dan perburuan. Akan tetapi, saya pikir ancaman besar ketiga ialah penyakit, CDV salah satunya," kata John Lewis, Direktur Wildlife Vets Internasional, Selasa (11/6).
Demi menanggulangi ancaman CDV terhadap harimau sumatra, pada bulan September nanti, Lewis bersama para dokter hewan Indonesia, akan membangun sistem untuk memantau CDV. Serta membangun laboratorium yang menjadi tempat menganalisa sampel.
"Jika semua telah siap, maka kita mulai bekerja merancang beberapa jenis startegi mitigasi, dan ini tidak mudah," kata Lewis.
Tidak sedikit hewan yang meninggal akibat terinfeksi CDV. Bahkan sebuah makalah Journal of Zoo and Wildlife Medicine menulis bahwa tingkat kematian hewan yang terinfeksi CDV menempati urutan kedua setelah rabies.
Virus ini menjangkiti semua famili karnivora tanah seperti Canidae, Felidae, Hyaenidae, Mustelidae, Procyonidae, Ursidae, dan Viverridae. Studi dalam Journal of Veterinary Diagnostic Investigation mencatat CDV telah mewaskan 17 singa, harimau, dan macan tutul. Para kucing besar ini terinfeksi setelah memakan rakun yang terinfeksi virus.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR