Setiap Oktober jutaan capung—kebanyakan dari spesies umum bernama globe skimmer—mulai berdatangan di Maladewa, di sebuah kawasan berjarak lebih dari 482 kilometer barat daya India. Namun di akhir tahun, serangga ini menghilang dan muncul secara singkat di bulan Mei. Dari mana mereka? Ke mana tujuan mereka?
Charles Anderson, ahli biologi yang tinggal di Maladewa, yang mencatat data capung selama 14 tahun terakhir, memiliki teori menarik. Serangga yang berkembang biak di genangan air bersih ini tampaknya mengikuti hujan musiman.
Globe skimmer (Pantala flavescens) memiliki bentuk layaknya capung pada umumnya. Namun serangga yang satu ini punya siklus migrasi yang tak lazim, yakni rute terpanjang di dunia.
Menurut Anderson, setiap musim gugur mereka terbang dari India ke Afrika Timur melalui Maladewa dan menjalani rute serupa kembali berbulan-bulan kemudian. Sebuah perjanan dengan jarak tempuh total sekitar 17.702 kilometer. Jika Anderson benar, migrasi capung ini adalah yang terjauh dari serangga manapun, membuat mereka menjadi pejalan jauh terhebat di dunia satwa.
Saat menempuh perjalanan, kecepatan terbang mereka mencapai lima meter per detik. Dan, migrasi ramai-ramai yang mereka lakukan di musim gugur membuat kelompok capung ini membentuk semacam awan yang bergerak cepat.
Seperti kupu-kupu raja, capung globe skimmer diperkirakan melengkapi perjalanan kelilingnya dalam beberapa generasi. Berbeda dengan spesies hewan yang menempuh perjalanan jauh lainnya, setiap individu menempuh seluruh jarak migrasinya.
Peneliti BRIN dan Inggris Berkolaborasi Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR