"Dia telah diserahkan ke tanganmu, jadi kamu harus mencintainya dengan baik," tutur Guo yang mencoba menghibur walau suaranya sendiri bergetar.
Guo menjadi semacam pahlawan rakyat di Tiongkok. Pengembaraanya berliku, dimana ia mengatakan pernah telempar dari sepeda motornya dan tidur di luar ketika ia tak mampu menyewa hotel. Kisahnya mengilhami film Lost and Love pada 2015 yang dibintangi aktor terkenal, Andy Lau.
Usai pertemuan mereka, media sosial Tiongkok dipenuhi ucapan selamat. Tagar tentang keluarga Guo dilihat ratusan juta kali. "Hari ini, Lost and Love akhirnya memiliki akhir yang benar-benar bahagia," ucap sutradara film, Peng Sanyuan dalam sebuah aplikasi media sosial bernama Douyin.
Penculikan anak adalah masalah lama di Tiongkok. Tidak ada statistik resmi tentang jumlah anak yang diculik setiap tahun, tulis The New York Times. Tapi pejabat di Kementerian Keamanan Publik mengatakan pada bulan ini bahwa mereka telah menemukan 2.609 anak hilang atau diculik sepanjang tahun ini. Berbagai laporan memperkirakan jumlah anak yang diculik setiap tahun di Tiongkok mungkin mencapai 70.000.
Baca Juga: Berulang Kali Kuasai Afganistan, Apa yang Sebenarnya Taliban Inginkan?
Secara historis, penculikan anak setidaknya terkait dengan kebijakan satu anak Tiongkok. Pada puncak penegakan kebijakan pada 1980-an dan 1990-an, beberapa pasangan terpaksa membeli anak laki-laki di pasar gelap untuk memastikan mereka akan memiliki anak laki-laki, menurut penelitian oleh para sarjana di Universitas Xiamen di Fujian. Masyarakat Tiongkok, secara tradisional menyukai anak laki-laki.
Ketika pemerintah pusat mulai melonggarkan kebijakan itu pada awal 2000-an penculikan yang dilaporkan turun tajam. Kemajuan teknologi seperti database DNA nasional anak-anak yang hilang, hukuman pidana yang keras, dan kesadaran publik tentang perdagangan anak juga telah membantu mengatasi masalah tersebut, tutur Zhang Zhiwei, direktur eksekutif pusat anti-perdagangan di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok.
Putra Guo yang bernama Guo Xinzhen menghilang pada 21 September 1997 saat sedang bermain di pintu rumahnya, sementara ibunya sedang memasak di dalam.
Guo, istrinya, keluarga, tetangga, dan teman yang panik menyebar ke seluruh wilayah untuk mencari anak itu. Tapi setelah beberapa bulan upaya itu tidak ada hasil. Saat itulah Guo menempelkan spanduk besar yang dicetak dengan foto putranya di bagian belakang sepeda motor dan berangkat untuk mencari anak itu sendiri.
Baca Juga: Terungkap, Satelit Militer Tiongkok Ternyata Ditabrak Roket Rusia
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR