Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajukan kepada lembaga PBB bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya - UNESCO, empat buah kota di Indonesia untuk masuk dalam Creative City Network. Keempat kota itu yakni Yogyakarta, Solo, Bandung, dan Pekalongan.
"Kami sudah mengajukan berkasnya kepada UNESCO dan menunjuk konsultan, diharapkan bisa diproses tahun ini dengan harapan bisa diumumkan pada tahun depan," tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (31/7) malam.
Jika UNESCO meloloskan permintaan Indonesia, maka Indonesia akan memiliki empat kota yang istimewa yang disebut creative city. "The Creative City Network: diluncurkan oleh UNESCO pada Oktober 2004. Kota-kota terpilih melalui seleksi ketat setelah mengajukan diri sebagai kota kreatif di dunia.
Mari berharap, empat kota di Indonesia tersebut bisa masuk dalam jaringan kota kreatif dunia versi UNESCO dengan berbagai manfaat pertukaran informasi sekaligus promosi di dalamnya.
"Ini salah satu upaya kami untuk mendorong kota-kota di Indonesia agar bekerja keras mempersiapkan sarana dan prasarana baik fisik maupun nonfisik untuk memenuhi kriteria kota kreatif dunia," katanya. Ia menambahkan, dengan terjalin dalam jaringan kota kreatif itu, kota-kota yang diajukan bisa belajar dari berbagai kota kreatif dunia lainnya yang sudah terlebih dulu dikenal.
Kategori kota kreatif adalah dua golongan yakni kota berbasis kerajinan dan kota berbasis desain. "Intinya UNESCO akan menilai urban planning concept, apakah sudah mendukung kreativitas masyarakatnya, juga sudahkah membangun sarana dan prasarana tidak hanya fisik tetapi juga nonfisik."
Ia menyebutkan, kota yang dinilai layak untuk diajukan sebagai kota kreatif, misalnya Solo. "Setiap akhir pekan, jalan-jalan di kota ini ditutup untuk menciptakan ruang kreatif bagi masyarakatnya. Mereka adakan pameran, menggelar performance art, bahkan memberikan izin usaha gratis bagi UKM," katanya.
Ke depan, selain keempat kota tersebut, pihaknya akan mendaftarkan kota-kota lain yang memiliki potensi sejenis di Indonesia seperti Bali, Malang, dan Surabaya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR