Rumah bisa menjadi wadah untuk hampir separuh waktu hidup kita. Setengah aktivitas itu biasanya diisi dengan aktivitas me-recharge dan menservis diri kita dengan kenyamanan yang membuat kita kembali semangat bekerja.
Kenyamanan ini sebagian bisa diraih dengan memanfaatkan perangkat elektronik seperti pendingin udara, pembersih pakaian, kulkas, atau bahkan perangkat lain yang mendukung penciptaan kenyamanan untuk kelima indera kita. Memang harga perangkat yang hemat energi dan ramah lingkungan sering kali sedikit lebih mahal, namun bila diukur dalam jangka waktu lama, justru barang elektronik hemat energi jauh lebih murah dan efisien memanfaatkan energi.
Kita ketahui, ancaman terbesar untuk bumi kita ini adalah semakin naiknya suhu bumi, salah satunya akibat pemanfaatan barang-barang elektronik yang memiliki kontribusi menambah pelepasan panas.
Teknologi terbaru kini berhasil menemukan sistematika dan teknologi yang bisa menekan penggunaan energi listrik secara berlebihan. Pemanfaatan lampu hemat energi, pemanfaatan listrik DC untuk efisiensi listrik pendingin udara diantaranya. Lalu apa lagi yang perlu kita sadari dalam pemanfaatan perangkat elektronik ini? Berikut ulasannya.
Manfaatkan Pendingin Udara Hemat Energi
Pendingin udara kini semakin hemat listrik. Untuk ½ PK saja, AC hanya membutuhkan 300Watt. Beda dibanding jaman dulu yang mencapai 500Watt. Teknologi hemat energi ini mulai banyak dipilih karena penurunan harga bayar listrik jadi benar-benar bisa 40%, kontras dari sebelum menggunakan AC non hemat energi.
Penggunaan AC selayaknya memperhatikan waktu dan desain ruangan. Secara prinsip, ruangan yang baik seharusnya memiliki sirkulasi udara alami yang baik.Penggunaan AC bisa dikurangi dan penggunaan energi bisa dilakukan dari ruang terkecil aktivitas kita.
Lampu Irit dengan Desain Peletakan dan Teknologi yang Pas
Gunakan lampu hemat energi, yang tak menggunakan energi dan panas yang besar dalam menghasilkan cahaya. Lampu hemat energi jadi jauh lebih awet karena panas yang dihasilkannya tak besar, hingga umur material lampu jadi lebih tahan lama.
Teknologi membuat daya tahan lampu menjadi jauh lebih lama daripada lampu pijar. Lampu dahulu hanya berdaya tahan 1200jam, kini bisa mencapai 20.000jam, dengan cahaya yang terang dan sesuai dengan peruntukan pemakaian.
Pemakaian lampu yang baik selayaknya disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas. Untuk kerja, gunakan lampu yang memiliki pendaran putih dan frekuensi pancaran yang tinggi, sehingga mata yang sedang bekerja keras tidak terganggu oleh kedipan lampu yang merusak konsentrasi. Gunakan pula lampu yang memiliki ambience sesuai warna ruang, untuk ruang tempat beraktivitas santai.
TV LCD untuk Penghematan Listrik dan Ruang
Kini kita memasuki area hiburan, yang mengaitkan panca indera kita. TV LCD memang kini menjadi tawaran yang menarik untuk dibeli, menggantikan TV tabung menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi LCD.
Pemanfaatan LCD pun jauh lebih hemat bahan. Volumenya tak sebesar TV tabung yang membutuhkan material lebih banyak dengan ukuran layar yang sama. Secara tak langsung, teknologi TV LCD tentu saja membantu mengurangi produksi limbah pembuatan plastik.
Penghematan pun bisa terjadi di ruangan. Butuh luasan kabinet yang lebih besar untuk menjadikan TV Tabung bisa ditonton di ruangan, sedangkan TV LCD bisa diletakkan di kabinet yang memiliki lebar 40cm saja. Penghematan ini bisa mengurangi pemakaian material kayu, sebuah bentuk kesadaran lingkungan yang positif.
Otomatiskan Sistem Perawatan Taman dan Lahan.
Salah satu bentuk penghematan yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk merawat tanaman. Penyiraman manual seringkali tak mengabaikan pemakaian air. Untuk itu gunakanlah timer yang bisa mengatur settingan penyiraman air. Volume air jadi lebih terukur, dan pemborosan pun semakin ditekan.
Gunakan pula media tanam yang mumpuni, sehingga ruangan di rumah bisa menjadi area taman vertikal yang bisa menyegarkan mata. Siapa yang tak suka bila memiliki sudut-sudut indah tempat melepas lelah, saat berada di rumah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR