Indonesia merupakan penghasil mutiara laut selatan atau South Sea Pearl (SSP), yang berasal dari kerang Pinctada maxima —baik yang alami maupun hasil budidaya.
Sentra pengembangan Pinctada maxima di Indonesia tersebar di beberapa daerah yaitu Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Komoditas ini memang unggulan di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. "Di pasar internasional, Indonesia sebagai produsen SSP terbesar, memasok 43 persen kebutuhan mutiara dunia. Dan bersaing dengan produk dari Australia, Philipina, Myanmar, Malaysia," ungkap Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Dirjen P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P Hutagalung.
Saat ini, Indonesia berada di nomor sembilan sedunia untuk nilai ekspor mutiara di dunia, di bawah negara Hongkong, China, Jepang, Australia, Tahiti, USA, Swiss, dan Inggris dengan nilai sebesar US$29.431.625 (2,07 persen dari total nilai yang mencapai US$1.418.881.897). "Kami optimis dapat meningkatkan nilai ekspor tersebut," tambah Saut.
Festival mutiara
Setelah sukses selama dua tahun terakhir, Direktorat Jenderal P2HP menggandeng serta Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), kembali akan menyelenggarakan Indonesia Pearls Festival.
Festival bertema “Hidden Treasure of Papua” ini direncanakan berlangsung pada tanggal 2 - 6 Oktober 2013 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Gelaran tahunan IPF menjadi sebuah wadah dalam rangka upaya meningkatkan kualitas, kuantitas, serta pemasaran mutiara di pasar domestik maupun internasional.
Saut mengatakan, masih sama seperti tahun sebelumnya, penyelenggaraan IPF 3 memiliki tujuan utama bagi penguatan branding mutiara Indonesia. Tema dan konsep yang diangkat adalah Papua, karena Papua tidak lain salah satu penghasil mutiara laut selatan Indonesia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR