Kendala keterbatasan akses layanan terapi bagi anak autis yang selama ini ada di Provinsi Bengkulu, diharapkan dapat teratasi melalui pembangunan pusat terapi autis yang dibiayai pemerintah pusat Kota Bengkulu.
Pusat terapi yang digadang-gadang akan berdiri menjadi pusat terapi andalan bagi pasien autis di seluruh Provinsi Bengkulu itu, direncanakan beroperasi mulai 2014. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu Syafrudin AB mengatakan, saat ini pembangunan mencapai 90 persen.
Dia menerangkan, pusat terapi akan diperkuat oleh pegawai termasuk dokter, terapis, dan guru berlatar belakang pendidikan luar biasa, serta memiliki asrama untuk anak autis. Pelayanan terapi anak autis di Bengkulu hingga sejauh ini hanya ada di RS Jiwa dan Ketergantungan Obat Bengkulu, dengan tarif yang relatif mahal. Untuk satu jam terapi Rp50.000. Fasilitasnya pun belum sepenuhnya ramah bagi anak autis.
Pemahaman kurang
Menurut Almidianto, seorang warga Nusa Indah, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu, yang dua dari tiga anaknya autis, tidak sedikit orangtua yang beranak autis belum memahami kondisi ini dengan utuh.
Misalnya, kata dia, orangtua memasukkan anaknya ke sekolah luar biasa (SLB). Sementara kebutuhan anak autis dengan anak penyandang disabilitas lainnya berbeda. Anak autis membutuhkan terapi tersendiri, melipui terapi bicara, sensorik, dan perilaku. Tapi itu juga dikarenakan biaya di SLB milik pemerintah lebih rendah ketimbang harus disekolahkan di sekolah swasta di mana tersedia terapis khusus untuk anak autis.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR