Dikutip dari Ancient Code, diungkapkan bahwa hipotesa El Shammaa akan hal ini berasal dari kepercayaan Mesir kuno yang sebagian besar didasarkan pada dualitas. Kendati demikian, bukti tidak hanya bisa beralaskan fakta itu.
Selama bertahun-tahun El Shammaa melakukan penelitian. Dia juga telah memperoleh teks kuno yang tak terhitung jumlahnya, data arkeologi bahkan citra satelit yang nampak menguatkan hipotesanya.
“Setiap kali kita berurusan dengan kultus matahari, kita harus mendiskusikan satu singa jantan dan betina saling berhadapan, sejajar atau saling membelakangi,” kata Bassam El Shammaa kepada Ancient Code.
Baca Juga: Patung Sphinx dari Era Ptolemaik Ditemukan di Kuil Kom Ombo Mesir
Lebih lanjut, El Shammaa menyakini kalau petir yang kuat telah menyambar singa betina itu ribuan tahun yang lalu dan menghancurkannya. Bukti tentang hal ini ditemukan pada teks-teks di piramida dalam kata-kata salah satu dewa, mengindikasikan sesuatu yang mengerikan pasti telah terjadi. Tidak hanya bukti teks, El Shammaa juga menggunakan bantuan citra satelit.
“NASA merilis citra kompleks Piramida Giza dari Satelit Endeavor yang mengkonfirmasikan adanya temuan (Sphinx kedua) ini. Tapi, masuk akal jika petir bisa merusak Sphinx karena patung sering digambarkan menggunakan mahkota logam ganda yang bisa menghantarkan aliran listrik ke bagian leher,” ujarnya.
Misteri patung Sphinx tidak hanya berhenti sampai di sini. Melansir dari Archaeology World, pada tahun 1798 Vivant Denon membuat sketsa patung Sphinx, walau tidak tergambar secara sempurna. Pada bagian kepala Sphinx, dia menggambar beberapa orang keluar dari bagian atas (ubun-ubun) patung.
Baca Juga: Catatan Rahasia Isaac Newton tentang Piramida dan Prediksi Hari Kiamat
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | Archaeology World,Ancient Code |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR