"Penyebaran rabies adalah pelajaran penting bagi masyarakat Hindia-Belanda kala itu sebagai penyakit menular yang cukup serius," tulisnya. Laporang tentang kasus perawatan dan penanganan terhadap pasien rabies telah dikumpulkan dari tahun 1880 hingga 1917-an.
Ward menambahkan, "Kasus rabies pertama yang resmi dikonfirmasi dan dilaporkan, terjadi pada tahun 1889 dari distrik Batavia (Jakarta), meskipun telah terjadi sejumlah dugaan dan kecurigaan sejak 1884." Gejala rabies awalnya telah terlihat pada kasus seorang serdadu Jawa yang digigit anjing pada 12 Februari 1891.
Rabies dapat menjangkit apabila luka dalam tubuh manusia terkena air liur anjing yang terjangkit rabies. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, kelebihan air liur, kejang otot, kelumpuhan, dan kebingungan mental hingga menyebabkan kematian. Begitu juga saat terjadi demam, liur manusia yang terjangkit dapat menjadi salah satu penyebab menyebarnya wabah.
Baca Juga: Kematian Akibat Virus Rabies, Sebagian Besar Menyerang Anak-Anak
"Penanganan pertama terhadap pasien tersebut ialah dengan cara membakar lukanya. Setelah 2 minggu, kondisinya pun membaik, tetapi pada 4 April ia kembali sakit, dengan gejala sakit encok. Pada 27 April 1892, ia meninggal dunia setelah sehari sebelumnya (26 April 1891) dokter menyatakan bahwa itu merupakan penyakit rabies," tulis Budi Gustaman, mengutip laporan Wiggers.
Source | : | elsevier.com |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR