Sayangnya proses modifikasi itu bersamaan dengan pecahnya Perang Dunia I sehingga terkatung-katung dan bahkan tak ada kabar sama sekali. Padahal lewat Surat Keputusan No. 39 telah terbentuk Bagian Terbang Percobaan KNIL/Proefvliegafdeling-KNIL (PVA-KNIL) pada 30 Mei 1914. Sebuah organisasi penerbangan militer tapi tak memiliki satu pun pesawat terbang!
PVA-KNIL berinisiatif membeli pesawat baru, tapi Eropa sedang sibuk demi kebutuhan perang. Satu-satunya alternatif adalah membeli dari AS. Komite PVA-KNIL yang terdiri atas Kapten Visscher dan Letnan ter Poorten berangkat ke San Fransisco pada akhir Januari 1915.
Selama tiga bulan berkeliling AS, mereka memutuskan pada tahap pertama membeli dua unit pesawat tipe (Glenn) Martin TA Hydroplane. Pemilihan pesawat air ini sengaja dilakukan karena bisa dioperasikan tanpa perlu membangun lapangan terbang yang dinilai mahal, merepotkan, dan memakan waktu.
Selama di AS, ter Poorten terus berlatih terbang bahkan sempat memecahkan rekor lama terbang selama 3 jam 25 menit dari Los Angeles menuju San Diego. Ketika ter Poorten sibuk berlatih di AS, di Hindia Belanda, teknisi PVA-KNIL sibuk mempersiapkan bengkel di Tanjung Priok, Batavia.
Pada 18 Oktober 1915, komite tiba di Pelabuhan Tanjung Priok bersama dengan perwakilan dan mekanik Glenn Martin. Kedua pesawat dirakit selama tiga minggu dan pada 6 November 1915, ter Poorten berhasil melakukan penerbangan selama setengah jam dengan membawa penumpang yaitu mekanik Glenn Martin bernama Stevens. Penerbangan ini tercatat sebagai yang pertama di Hindia Belanda yang dilakukan oleh pihak militer.
Tulisan selengkapnya dapat dibaca di Majalah Angkasa edisi Desember 2012.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR